Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Sisi Kesehatan Tren Es Kepal Milo, Ini Kata Ahli Gizi

Tren kuliner es kepal milo cukup menjadi perhatian masyarakat. Simak penjelasan es kepal milo dari segi kesehatan.

26 April 2018 | 17.07 WIB

Es Milo Kepal. instagram.com
Perbesar
Es Milo Kepal. instagram.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Tren kuliner es kepal milo cukup menjadi perhatian masyarakat. Saat ini sudah semakin banyak pedagang yang turut menjual es kepal milo dengan versi mereka. Rasanya yang manis ditambah dengan aneka topping, tentunya menjadi camilan sedap untuk dinikmati bersama. Namun hati-hati jika dilihat dari sisi kesehatan, satu porsi es kepal milo mengandung banyak sekali gula dan kalori.

Es kepal milo terdiri dari es serut yang dikepal menjadi bulat. Lalu es itu ditambah bubuk milo, susu kental manis, dan bila perlu susu cair. Lalu ditambah topping sesuai selera. Bisa terdiri dari mises, bubuk milo, biskuit.

Ahli gizi, Ali Khomsan, mengungkapkan memang zaman sekarang banyak sekali tren kuliner manis yang menjadi konsumsi masyarakat banyak. “Es kepal milo merupakan salah satu fenomena tren kuliner yang saat ini semakin banyak menawarkan kuliner manis,” katanya saat dihubungi TEMPO.CO pada 26 April 2018. Baca: Kate Middleton Melahirkan Anak Ketiga, Tips Kenalkan Adik Bayi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Gula tentunya sangat berpengaruh pada kesehatan. Ali menjelaskan bahwa konsumsi gula, lemak dan juga garam berlebih perlu diwaspadai semua orang. Peringatan kadar mengkonsumsi gula, garam dan lemak sering diingatkan dan sudah menjadi isu kesehatan yang perlu diperhatikan masyarakat. “Risiko penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular seperti obesitas, diabetes semakin meningkat. Oleh karena itu, kampanye terkait penyakit-penyakit seperti ini harus terus diupayakan dan disuarakan,” katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setiap tubuh memiliki takaran asupan yang baik bagi keseimbangan gizi tubuh. Ali mengatakan setiap orang dianjurkan mengkonsumsi 50 gram gula tiap harinya. “Untuk kalori, dianjurkan 60 sampai 70 gram setiap harinya. Dan untuk garam sebaiknya mengonsumsi 5 gram per hari,” kata pria yang juga menjadi Guru Besar di bidang Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor ini. Baca: Waspada, Varises di Kaki Bisa Akibatkan 'Serangan Jantung'

Dengan semakin tingginya penyakit tidak menular itu, Ali menyarankan agar masyarakat mulai membatasi gula, garam dan lemak dalam pola makan mereka. Walau begitu, ia pun sadar bahwa sulit untuk membuat semua orang menghitung ketiga kandungan tersebut setiap akan makan, Namun, Ali juga menyadari bahwa sulit untuk membuat semua orang menghitung ketiga kandungan tersebut setiap akan makan.

Semangkuk sajian Es Kepal Milo Viral. TEMPO/Francisca Christy Rosana

Maka dari itu, Ali menyarankan agar orang membiasakan diri mulai mengontrol diri sendiri. Ukur atau hitung sendiri seberapa banyak baiknya Anda mengkonsumsi makanan manis, berlemak atau asin setiap harinya. “Terapkan pola gaya hidup yang sehat. Atur segala hal yang Anda konsumsi,” katanya. Baca: Vaksin HPV, Kapan Harus Dilakukan? Bagaimana dengan Pria?

Intinya, setiap tubuh tetap memerlukan kandungan gula, lemak dan garam setiap harinya. Namun tentunya perlu diperhatikan takaran ketiga kandungan itu demi investasi kesehatan. Begitu halnya juga dengan konsumsi makanan manis seperti es kepal milo. Ali mengatakan bukannya tidak boleh dikonsumsi sama sekali. “Yang bahaya itu kalau Anda konsumsinya setiap hari. Bisa dibayangkan, efek risiko penyakit degeneratif tadi jika setiap hari Anda mengkonsumsi gula dan lemak yang berlebih,” katanya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus