Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Polusi udara Jakarta dan sekitarnya yang masih buruk menjadi perhatian banyak pihak. Kementerian Kesehatan pun membagikan strategi untuk mencegah dampak penyakit akibat polusi udara dengan cara menerapkan 6M dan 1S.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Cegah, terutama kelompok risiko tinggi, kalau beraktivitas di luar ruangan pakai masker. Kuncinya adalah 6M dan 1S untuk mencegah risiko dampak kesehatan," ujar Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berbagai penyakit yang bisa timbul akibat polusi udara adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), asma, TBC, pneumonia, kanker paru, penyakit paru kronis. Strategi 6M dan 1S yang disiapkan meliputi:
-Memeriksa kualitas udara melalui laman yang tersedia.
-Mengurangi aktivitas di luar ruangan dan menutup ventilasi saat polusi tinggi.
-Menggunakan penjernih udara di dalam ruangan.
-Menghindari sumber polusi, termasuk asap rokok.
-Memakai masker saat di luar ruangan.
-Menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat.
-Segera konsultsi ke dokter jika muncul keluhan terkait pernapasan.
Upaya penanganan kesehatan terkait polusi udara antara lain:
-Menyiagakan 674 puskesmas di Jabodetabek untuk melakukan pemeriksaan ISPA dengan aspirator.
-Menyiapkan 66 rumah sakit di Jabodetabek untuk memeriksa pneumonia melalui rontgen.
-Menyiagakan RSUP Persahabatan untuk mendiagnosis gejala pneumonia melalui pemeriksaan darah lengkap.
-Menyediakan peralatan untuk mengetahui komponen udara dalam ruangan di puskesmas.
-Membentuk Komite Penanggulangan Penyakit Respirasi dan Polusi Udara.
Pilihan Editor: Bahaya Polusi Udara bagi Jantung dan Otak