Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Susu, Susu Salah Gizi

Pengaruh susu pada prestasi belajar di sekolah dasar. Disertasi Subiyanto. (ksh)

1 September 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DENGAN predikat "sangat memuaskan", Subiyanto, dosen biologi FKIE, ,. IKIP Malang berhasjl mempertahankan disertasinya tentang pengaruh susu pada prestasi belajar di sekolah dasar. Lewat metode eksperimen yang dilengkapi perangkat tes prestasi belajar IKIP Malang, Subiyantomengetes 289 murid sekolah dasar kelas V dan VI di Desa Pujon dan Pandesari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur, selama enam bulan. Pada anak-anak ini diberikan susu secara teratur setiap hari. Jumlah total susu yang diberikan - yang dsumbangkan Koperasi SAE Malang - sampai 50 liter per hari. Lalu, anak-anak ini dibandingkan dengan anak-anak yang tidak mendapat susu. Dalam disertasinya, Subiyanto, yang pernah kuliah di Fakultas Kedokteran UGM, mengemukakan bahwa rendahnya tingkat kecerdasan bisa diakibatkan kurang gizi (undernutntion) dan salah gizi (malnutrition). Kurang gizi diakibatkan kurang kalori karena kurang makan, sedang salah gizi diakibatkan kualitas makanan kurang baik - misalnya kekurangan vitamin B kompleks. Menurut Sugiyanto, di kalangan anak-anak miskin, seperti di kawasan yang ditelitinya, salah gizi berakibat fatal, baik bagi pertumbuhan maupun tingkat kecerdasan. Subiyanto dalam disertasinya menunjuk sejumlah vitamin yang dibutuhkan bagi pertumbuhan anak. Dalam penelitiannya, Subiyanto, 52, yang mendapat gelar Master of Science untuk bidang pendidikan di Universitas Syracuse, Amerika Serikat, menggunakan dua pengukur. Selain mengetes prestasi belajar, yang antara lain mengetes kemampuan pelajaran matematika dan bahasa, ia juga memperhatikan penambahan tinggi badan dan tingkat kenalkan berat badan. Namun, penelitiannya sendiri tak ada hubungannya dengan perubahan inteligensia. Perbaikan gizi sering kali tidak berpengaruh pada kapasitas mental anak. Sementara itu, perbaikan makanan dengan memberikan susu, yang berarti perbaikan gizi dalam arti menambah kalori dan vitamin, bisa mengubah keadaan emosi dan meningkatkan daya belajar. Maka, peningkatan prestasi belajar tidak perlu diartikan kecerdasan seorang anak bertambah, apl yang pasti kecerdasan digunakan efektif. Dengan statistik deskriptif, Subiyanto membukokan hipotesanya: susu termasuk bahan makanan penting di kalangan anak-anak yang salah gizi. Karena itu, dalam disertasinya ia menyarankan pada pemenntah agar susu dijadikan bahan pokok kebutuhan rakyat. "Susu," ujar ayah seorang anak itu, "walaupun kadar proteinnya hanya 3,5%, bisa mempengaruhi pertumbuhan sel-sel otak." Tidak hanya mempengaruhi kecerdasan, tapi juga perangai. "Di Amerika Serikat, penelitian menunjukkan bahwa anak-anak balita yang mendapat susu cukup lebih tangguh, tidak suka menangis, dan tidak mudah marah," ujar Subiyanto. Perbaikan gizi, menurut Subiyanto, sangat penting kedudukannya dalam pendidikan nasional. "Kurikulum dan sarana memang penting, tapi kualitas makanan jangan sampai diabaikan," katanya. Maka, ia berpendapat, susu bisa membantu anak-anak usia 0-17 tahun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus