Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Memijat bayi selama ini identik dilakukan kaum ibu salah satunya untuk merekatkan hubungan antara bayi dan ibu. Namun, apakah para ayah juga perlu dan boleh melakukannya?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Boleh sama bapak? Boleh. Hubungan antara bayi dan bapak bisa bagus," ujar Direktur Pelayanan Kesehatan Tradisional, Kementerian Kesehatan, Ina Rosalina, dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu 4 Juli 2018.
Baca: Ini Tugas Para Suami saat Istri Menyusui Anak
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ina mengatakan, selain membangun ikatan antara orangtua dan bayi mereka, pijat bayi juga bermanfaat untuk tumbuh kembang optimal bayi.
"Anak dipijat dari ujung kepala sampai kaki. Ada yang mengarah menjauhi atau mendekati jantung. Kalori atau apapun yang dimakan bayi disalurkan, motorik lebih bagus, nafsu makan lebih baik. Saraf di daerah perut kita pijat. Semua sistem saraf jadi bagus," kata dia.
Dalam kesempatan yang sama, spesialis anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Bernie Endyarnie Medise, menuturkan, bahwa anak-anak yang dipijat waktu tidurnya lebih panjang sementara waktu menidurkannya lebih pendek. Selain itu bayi yang dipijat juga menunjukkan pertambahan berat badan.
Baca: Cara Unik Meghan Markle Ceritakan Pangeran Harry kepada Sang Ayah
"Tangisan berkurang, stres bayi berkurang, nafsu makan lebih tinggi, memperbaiki sistem enzim (di bagian perut) sehingga makanan yang dimakan lebih mudah terabsorbsi sehingga pertambahan berat badan (47 persen lebih tinggi ketimbang bayi yang tidak dipijat) dan kemampuan komunikasi bayi terbentuk," papar Bernie.
Ina menambahkan, baik para ayah maupun ibu tak perlu khawatir melakukan kesalahan saat memijat bayi mereka, karena jika tekniknya benar tak akan membahayakan sang bayi.