Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tidur berjalan atau sleepwalking, dikenal juga dengan nama somnabulisme. Kondisi ini biasanya dialami oleh anak-anak usia 5 tahun hingga 12 tahun. Walaupun begitu, orang dewasa juga bisa mengalami tidur berjalan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apa Itu Tidur Berjalan?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sleepwalking adalah jenis gangguan yang dikenal sebagai parasomnia atau kondisi abnormal saat tidur. Dikutip dari Sleep Foundation, tidur berjalan bisa terjadi dengan gestur-gestur lain. Saat tidur berjalan orang yang mengalaminya tidak pernah mengingat yang dilakukan saat dalam kondisi tersebut.
Dikutip dari WebMD, tidur berjalan merupakan tanda kurang tidur, stres, atau demam. Setelah pulih dari kondisi-kondisi tersebut, maka tidur berjalan juga akan berhenti dengan sendirinya
Dikutip dari Mayo Clinic, berjalan sambil tidur biasanya sekitar 1 jam hingga 2 jam setelah tertidur. Tak hanya saat malam, saat siang pun orang bisa mengalami tidur berjalan.
Ciri Berjalan sambil Tidur
- Bangun dari tempat tidur dan berjalan.
- Ekspresi kosong dan mata yang tampak tidak fokus.
- Tidak merespons atau berbicara dengan orang lain.
- Sulit untuk dibangunkan.
- Merasa bingung sesaat setelah terbangun.
- Tidak ingat telah berjalan sambil tidur di pagi hari.
- Mengalami kesulitan dalam beraktivitas siang hari akibat tidur yang terganggu.
Kondisi Tidur Berjalan
- Bangun sebagian, berjalan tapi tidak sepenuhnya sadar.
- Terjadi dalam dua atau tiga jam setelah tidur.
- Kurang koordinasi, gerak tidak teratur.
- Meskipun mata terbuka, tapi tidak menyadari lingkungan sekitar.
- Tidak ingat yang dilakukan saat tidur berjalan.
Pilihan Editor: Dokter Ingatkan 2 Masalah yang Tak Boleh Diabaikan saat Tidur