Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Tidur Tengkurap dan Bahayanya bagi Kesehatan

Pakar menyebut posisi tidur tengkurap sering menyebabkan rasa sakit dan nyeri yang cukup parah, terutama di leher.

4 Januari 2022 | 14.42 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi tidur. Unsplash.com/Kinga Cichewicz

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ada orang yang suka tidur miring, memeluk bantal, atau berbaring telentang dan tidur tengkurap sepanjang malam. Setiap orang memiliki posisi pilihan dan bertentangan dengan kepercayaan populer, tidak ada cara sempurna untuk tidur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sayangnya, untuk yang tidur tengkurap, ada beberapa alasan posisi ini tidak begitu ideal. Tengkurap bisa dibilang posisi tidur terburuk, menurut spesialis tidur Michael Breus, penulis The Power of When, seperti dikutip dari Livestrong. Posisi ini sering menyebabkan rasa sakit dan nyeri yang cukup parah, terutama di leher.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kemudian, ketika orang tidur tengkurap, leher sering diangkat terlalu tinggi. Akibatnya, banyak yang mengalami sakit leher di pagi hari setelah tidur tengkurap. Masalah lain, nyeri punggung bawah bisa muncul karena tidur tengkurap, menurut Cleveland Clinic.

Tidur dengan sisi depan memberi tekanan ekstra pada sendi di tulang belakang dan punggung bawah. Ketika tidur tengkurap, sulit untuk menjaga tulang belakang sejajar dengan benar, kata Breus. Meskipun ini mungkin tidak menyebabkan rasa sakit atau tekanan setelah 1-2 malam, sering tidur tengkurap dapat menyebabkan ketidaknyamanan atau rasa sakit dalam jangka panjang.

Menekan sendi sensitif di punggung juga dapat menghambat mobilitas, membuatnya lebih sulit untuk duduk dengan postur yang baik atau melakukan tugas sehari-hari. Orang yang tidur tengkurap juga sering menjadi yang paling banyak bergerak sepanjang malam, kata Breus. Tidur telungkup menekan sendi di leher dan punggung, menyebabkan lengan mati rasa.

Kemudian, karena ketidaknyamanan yang dapat ditimbulkan posisi ini, orang yang tidur tengkurap cenderung lebih sering bergeser atau tersentak di malam hari sehingga menyebabkan gangguan tidur. Kurang tidur berkualitas terkait dengan semua jenis efek kesehatan negatif, seperti kelebihan berat badan dan tekanan darah tinggi.

Lebih lanjut, setiap posisi tidur tengkurap dapat memperburuk gejala refluks asam. Ketika berdiri atau duduk tegak, gravitasi membantu mencegah asam di perut naik kembali ke tenggorokan, menurut GI Society.

Menurut Breus, melatih diri untuk tidur dalam posisi baru tidaklah mudah. Ahli kesehatan dapat menawarkan rencana yang dipersonalisasi untuk membantu memperbaiki postur dan posisi tidur. Breus merekomendasikan tidur dengan bantal yang tipis di bawah kepala atau tanpa bantal sama sekali. Ini membuat kepala kembali sejajar dengan tulang belakang, mengurangi beberapa tekanan pada leher dan punggung.

Selain itu, menempatkan bantal kecil di bawah panggul dapat menambah kenyamanan, menurut Pusat Medis Universitas Rochester. Cara ini bisa membantu memperbaiki punggung bawah yang terlalu melengkung, membuat tulang belakang lumbar sejajar dengan punggung tengah dan atas.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus