Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Edukasi seks pada remaja, ada banyak caranya. Edukasi seks pun bisa mulai dilakukan orang tua kepada buah hati mereka. Konselor dan edukator seks dari Tiga Generasi Febrizky Yahya, menyebutkan ada 3 cara efektif memberikan edukasi seks kepada remaja. "Usia remaja itu kan masa-masa ingin tahu yang tinggi. Kalau kita larang, mereka malah akan semakin penasaran dan mencari tahu sendiri," ujar Febrizky pada peluncuran kondom varian baru dari Jepang bernama Okamoto di M Bloc Space, Jumat 29 Juli 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pertama, yakni bangun koneksi. Sebelum memberikan nasihat atau koreksi, orang tua harus memastikan bahwa mereka memiliki hubungan yang baik dengan anak. "Sebelum kita mengkoreksi anak, yang pertama, kita harus membangun koneksi. Koneksi sebelum koreksi, jadi kalau kita mau ngomong sama anak, pastikan dulu kita punya hubungan yang baik sama mereka," kata Febrizky.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Orang tua bisa mencoba untuk memahami minat dan hobi anak, seperti bermain game atau mengikuti grup musik tertentu. Dengan begitu, anak akan merasa lebih terbuka untuk diajak bicara. Selanjutnya yaitu dengarkan anak.
Febrizky berpesan jangan hanya berbicara, tetapi juga dengarkan apa yang ingin disampaikan oleh anak. "Berikan ruang bagi anak untuk bertanya dan mengungkapkan perasaan mereka," ujar Febrizky. Dengan mendengarkan dengan penuh perhatian, orang tua akan lebih mudah memahami sudut pandang anak dan memberikan penjelasan yang sesuai.
Poin ketiga adalah komunikasi yang efektif. Febrizky mendorong orang tua untuk menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan hindari menggurui. "Komunikasikan seperti teman, tapi tetap berikan batasan yang jelas," katanya.
Menurut Febrizky, dari sinilah orang tua bisa memulai percakapan tentang seks dengan santai, misalnya sambil menonton film atau membaca berita.
Ia menegaskan bahwa edukasi seks tidak hanya tentang memberikan informasi, tetapi juga tentang membangun kepercayaan dan hubungan yang sehat antara orang tua dan anak.
Ia sangat menyarankan agar orang tua sudah mengenalkan pendidikan seksual sejak dini kepada para remaja. Termasuk mengenalkan alat-alat kontrasepsi. Febrizky menyebutkan meskipun penggunaannya masih terbilang rendah, nyatanya pemahaman masyarakat akan kondom sudah tinggi. Pada hasil survei timnya tercatat 86 persen responden memahami kondom efektif sebagai pengendali kehamilan dan 93 persen memahami penularan IMS seperti HIV/AID dapat dicegah dengan kondom. "Sayangnya, persepsi kondom yang mengurangi kepuasan pengguna dan pasangannya masih menjadi barrier utama.
Febrizky mengingatkan bahwa kondom merupakan satu-satunya alat kontrasepsi yang terbukti mampu mencegah kehamilan sekaligus mengurangi risiko penularan infeksi menular seksual (IMS) dengan tingkat efektifitas sebesar 98 persen, ketika digunakan dengan benar. "Untuk itu saya berharap hadirnya 0.03 Real Fit ini bisa turut mendorong tingkat penggunaan kondom di masyarakat, terlebih hasil survey pun juga mengungkap bahwa lebih dari 80 persen responden akan merasa tertarik untuk menggunakan kondom, jika ada jenis kondom yang sangat tipis, memberikan kenyamanan ekstra, tidak memiliki tip, dan mengikuti bentuk organ intim pria saat dipakai,” kata Febry.
Tujuan mengenalkan alat kontrasepsi, kata Febrizky bukan untuk mendorong aktivitas seksual pada usia dini, melainkan untuk memberikan informasi yang benar dan melindungi anak dari risiko yang mungkin terjadi.
Ia juga menyarankan agar orang tua memberikan penjelasan mengenai risiko-risiko yang mungkin timbul akibat hubungan seksual yang tidak aman, seperti kehamilan yang tidak diinginkan dan penyakit menular seksual. "Anak-anak perlu tahu bahwa keputusan untuk berhubungan seksual memiliki konsekuensi," kata Febrizky.
Edukasi seks yang tepat sejak dini sangat penting untuk melindungi anak-anak dari risiko yang tidak diinginkan. Orang tua berperan penting dalam memberikan informasi yang benar dan membangun komunikasi yang terbuka dengan anak-anak.
Sebelumnya, brand kondom asal Jepang resmi meluncurkan varian terbarunya, yakni 0.03 Real Fit sebagai kondom latex tipis pertama tanpa tip (reservoir tip) yang dirancang khusus dengan mengikuti bentuk alami organ intim pria, sehingga bisa memberikan pengalaman bersama pasangan yang lebih natural dan berkesan. Direktur Okamoto Industries (HK) Ltd Ryota Isetani mengatakan timnya terus mencari inovasi dalam menjawab preferensi masyarakat akan kondom impian. "Tak hanya memberikan perlindungan maksimal, namun juga tetap memastikan kenyamanan dan pengalaman bersama pasangan," katanya.
ANTARA
Pilihan Editor: Perlunya Edukasi untuk Cegah Pesta Seks