Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Tips Kesehatan

26 Februari 2007 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penemuan Gen Penyebab Autisme

Teka-teki tentang penyebab autisme akhirnya terjawab, yaitu Kromosom 11-p dan gen khusus Neurexin 1. Kromosom 11-p adalah bagian dari untaian kromosom yang dibentuk DNA di dalam inti sel manusia. Sedangkan Neurexin 1 merupakan bagian dari keluarga gen yang membantu komunikasi sel saraf. Interaksi antara kedua faktor inilah yang diduga kuat sebagai penyebab utama autisme.

Ini adalah temuan terbaru tim peneliti yang terdiri dari 120 ilmuwan dari 50 lembaga yang tersebar di 19 negara. Mereka tergabung dalam Autism Genome Project, sebuah proyek raksasa penelitian autisme yang dimulai sejak 2002. Penemuan ini sekaligus mematahkan dugaan sebelumnya bahwa penyebab autisme adalah kesalahan dalam cetak biru genetis.

Kelompok ilmuwan itu menjelaskan, gen penyebab autisme ditemukan setelah mereka mengamati 1.200 keluarga yang memiliki riwayat keturunan penderita autis.

Profesor Jonathan Green, ahli kejiwaan anak dari Universitas Manchester, Inggris, menjelaskan autisme merupakan gangguan pada otak yang sangat kompleks. Penyandang gangguan ini mengalami kesulitan berkomunikasi dan bermasyarakat. ”Kami berharap penemuan ini bisa menjadi langkah bagi penyembuhan penderita autis pada masa mendatang,” katanya.

Cokelat Menyehatkan Otak

Ingin terhindar dari kepikunan pada masa tua? Rajinlah mengunyah sepotong cokelat. Makanan penggugah selera ini mampu meningkatkan fungsi otak seseorang dan menjaganya tetap sehat walau tergerus usia.

Kabar menggembirakan bagi penggemar cokelat ini disampaikan sejumlah peneliti dalam pertemuan tahunan para ilmuwan yang tergabung dalam American Association for Advancement of Science di San Francisco, Amerika Serikat, awal pekan lalu.

Ian Macdonald dari Fakultas Kedokteran Universitas Nottingham, Inggris, yang memimpin penelitian ini, mengatakan bahwa cokelat mengandung senyawa flavanol. Senyawa ini mampu meningkatkan aliran darah ke otak dua-tiga jam setelah seseorang mengkonsumsi cokelat. Karena aliran darah di otak lancar, pembuluh darah di otak yang terlanjur rusak kembali pulih. Efek positif ini sangat bermanfaat bagi orang usia lanjut dan yang mengalami gangguan di otak, seperti stroke ringan.

Norman Hollenberg, ilmuwan dari Fakultas Kedokteran Harvard, Amerika Serikat, mengingatkan, walaupun terbukti bermanfaat bagi kesehatan otak, konsumsi cokelat tetap harus dibatasi. Maklum, cokelat memiliki kandungan kalori yang cukup tinggi. ”Kecuali jika Anda mampu mengimbanginya dengan kegiatan yang banyak membuang kalori, itu tidak masalah,” tutur Norman. Apalagi cokelat yang beredar di pasaran saat ini lebih banyak yang memiliki kandungan gula jauh lebih tinggi ketimbang unsur flavanol.

Prolaktin bagi Penderita Multiple Sclerosis

Ada secercah harapan bagi penderita multiple sclerosis. Sekelompok peneliti dari Universitas Calgary, Kanada, mengungkapkan kemungkinan ditemukannya obat mujarab untuk menyembuhkan penyakit yang merusak sistem saraf ini. Mereka menemukan fakta bahwa prolaktin, suatu jenis hormon yang diproduksi selama masa kehamilan untuk memicu produksi air susu, ternyata mampu merangsang terbentuknya kembali Myelin. Myelin adalah lapisan pelindung otak yang sangat penting. Kerusakan pada bagian ini mengakibatkan seseorang menderita multiple sclerosis.

Hasil penemuan yang diumumkan dalam jurnal Neuroscience, pertengahan pekan silam. Temuan ini didapat setelah mereka melakukan eksperimen terhadap tikus percobaan. Tikus-tikus yang sebelumnya menderita kerusakan myelin diberi suntikan prolaktin. Melalui mikroskop elektron, dapat dilihat bahwa beberapa bagian myelin yang sebelumnya rusak itu kembali pulih.

”Penemuan ini sangat mengejutkan,” kata Samuel Weiss, salah seorang pemimpin penelitian. Meskipun demikian, Weiss masih harus memastikan apakah keajaiban prolaktin itu berlaku pada otak manusia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus