Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pikun dan TV
Jika tak ingin daya ingat menurun, segera matikan televisi. Lebih baik Anda mengisi soal teka-teki silang dan santaplah lebih banyak ikan. Begitu kesimpulan survei National Memory Test, sebuah lembaga di Australia, yang hasilnya dirilis oleh Reuters, dua pekan lalu.
Survei dilakukan online dengan melibatkan 29.500 warga Australia. Para responden diminta mengingat daftar belanja, mengeja nama, mengingat wajah, dan pekerjaan. Beberapa hari kemudian mereka diminta kembali menyebutkan soal-soal yang harus diingat tadi. Responden juga ditanya seputar kebiasaan mereka, seperti minum alkohol, lamanya menonton televisi, dan minat baca.
Riset ini tidak menemukan ada perbedaan daya ingat antara lelaki dan perempuan. Dan, layak dicatat, riset menunjukkan adanya penurunan daya ingat pada orang yang terbiasa menonton televisi berlama-lama, juga pada responden yang terbiasa menenggak minuman beralkohol lebih dari dua gelas sehari.
Survei ini juga menunjukkan bahwa daya ingat kuat dimiliki oleh responden yang sering mengisi teka-teki silang, gemar menyantap ikan, dan punya hobi membaca fiksi.
Memang, hasil survei ini jauh dari sempurna. Maklum, survei dilakukan melalui Internet yang memungkinkan responden berbohong.
”Daya ingat Anda bergantung pada kesehatan fisik dan jiwa,” kata Nancy Pachana, psikolog dari Universitas Queensland, Australia. Jadi, kunci utama adalah menjaga pikiran tetap aktif. Menonton TV boleh saja. Toh, beberapa tayangannya justru bisa dijadikan ajang mengasah daya ingat.
Jus Menghambat Alzheimer
Jangan hentikan kebiasaan minum jus buah dan sayuran. Kebiasaan itu ternyata berguna untuk menekan Alzheimer, yaitu penyakit penurunan fungsi saraf otak yang kompleks dan progresif. Orang yang terserang Alzheimer akan mengalami penurunan daya ingat yang sangat parah.
Hasil penelitian manfaat minum jus ini diterbitkan dalam The American Journal of Medicine, pekan lalu. Menurut riset tersebut, kebiasaan minum jus buah atau sayuran lebih dari tiga gelas seminggu mampu menekan munculnya Alzheimer hingga 76 persen.
Penelitian dilakukan oleh tim yang dipimpin Profesor Qi Dai dari Universitas Vanderbilt, Tennessee, AS. Selama sembilan tahun, Dai dan kawan-kawan mengamati gaya hidup dan kebiasaan makan 1.836 orang di Seattle, Washington.
Sejak tahun 1991, tim Profesor Dai mengamati perkembangan kesehatan fisik dan mental seluruh responden. Hasilnya, Dai menyimpulkan, ”Responden yang rajin minum jus buah atau sayuran secara teratur lebih sedikit mengalami Alzheimer.”
Alzheimer diduga terjadi karena adanya tumpukan protein beta-amiloid di dalam otak. Antioksidan, antara lain vitamin C, E, dan beta-karoten, diketahui berguna untuk mencegah penumpukan itu.
Nikotin Rokok Terus Naik
Anda perokok? Hasil penelitian yang dilakukan Departemen Kesehatan Massachusetts, Amerika Serikat, ini layak disimak.
Kandungan nikotin dalam setiap batang rokok selalu naik sekitar 10 persen setiap enam tahun, demikian siaran pers Departemen Kesehatan Massachusetts, dua pekan lalu. ”Mereka yang peduli kesehatan harus tahu hal ini,” kata Paul Cote Jr., anggota Komisi Kesehatan Masyarakat Massachusetts.
Kesimpulan itu diperoleh setelah dilakukan pengujian kandungan nikotin sejumlah merek rokok terkenal, seperti Marlboro, Newport, dan Camel. Tim peneliti juga mengamati gejala yang ditunjukkan perokok, dari pemula hingga pecandu berat, selama enam tahun, 1998-2004.
Riset menunjukkan adanya tren kenaikan kadar nikotin dalam rokok. Pada 1998, tercatat 84 persen dari 116 merek yang berkadar nikotin cukup tinggi. Kemudian, pada 2004, persentase rokok dengan kadar nikotin tinggi tercatat sampai 93 persen dari 179 merek.
Penelitian ini juga menemukan bukti bahwa label rokok ”light” tidak berkaitan dengan pengurangan kadar nikotin. Kandungan nikotin dalam setiap merek rokok yang diteliti tidak menunjukkan perbedaan signifikan, baik pada rokok ”full flavor”, ”medium”, ”light”, maupun ”ultra-light”.
Perwakilan industri rokok, antara lain Altria Group Inc., Phillip Morris, PJ Reynolds, tidak bersedia menanggapi hasil penelitian ini.
Tentu saja, tak perlu menunggu komentar industri rokok untuk melangkah. ”Bila Anda peduli kesehatan, berhentilah merokok,” kata anggota Komisi Kesehatan Masyarakat Massachusetts, Sally Fogerty.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo