Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Trauma Perang pada Anak

19 Januari 2009 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SALMA Musleh belum lancar berbicara karena bocah itu masih berusia dua tahun. Namun putri Yasmin Musleh, penduduk Beit Lahiya, kota di bagian utara Jalur Gaza, belakangan sudah fasih menirukan suara ”booom... booom…”. Menurut Yasmin, si kecil sedang menirukan suara pesawat tempur F-16 yang menyerang kawasan Jalur Gaza sejak 27 Desember lalu.

”Dia sangat ketakutan mendengar suara yang sangat keras, terutama ledakan,” kata Yasmin, yang kini mengungsi ke Nasser, kawasan di bagian utara Kota Gaza. Untuk mengurangi rasa takut Salma, si ibu memperdengarkan suara game yang mirip. Ini agar Salma mengira suara yang diakibatkan serangan militer Israel hanya permainan semata. ”Setelah mendengar suara keras dan ledakan, kami membiarkannya untuk menirukan, booooom...booooom,” tutur Yasmin.

Anak kecil memang korban yang paling fatal dalam agresi Israel di Jalur Gaza. Sekitar 40 persen dari total korban meninggal adalah anak-anak dan perempuan. Korban melayang hingga Selasa pekan lalu sudah mencapai di atas 1.000 jiwa. Sebagian besar dari yang meninggal berusia di bawah 18 tahun.

Yang lebih mengkhawatirkan sebenarnya adalah anak-anak yang tetap bertahan hidup seperti Salma. Menurut Iyad al-Sarraj, psikolog di Gaza, cara ”menyelamatkan” anak kecil dari ketakutan seperti yang dilakukan orang tua Salma itu disebut acting out. Dalam hal ini, Salma diajari menerjemahkan suara keras pesawat tempur dan bom menjadi permainan.

Dampak jangka panjang trauma akibat perang dan kekerasan di masa anak-anak juga mengerikan. Menurut penelitian terbaru dari Center for Mind-Body Medicine, Washington, trauma di masa anak-anak bisa berakibat menjadi sindrom kelelahan kronis (chronic fatigue syndrome) ketika dewasa. Artinya, si penderita didera rasa sakit dan lelah berkelanjutan tanpa tahu penyebabnya.

Selanjutnya, menurut penelitian yang ditulis dalam artikel di Archives of General Psychiatry pada 5 Januari lalu itu, sindrom kelelahan kronis bisa mengakibatkan gangguan tidur dan daya ingat, serta efek patogen stres lainnya. ”Jadi, yang terpenting adalah mengetahui akar penyebab stres,” kata Christine Heim, doktor dari Emory University School of Medicine, Atlanta.

Memang belum ada penelitian baru tentang dampak trauma anak-anak akibat pendudukan dan tekanan Israel di Gaza. Namun, menurut penelitian pada 1995, oleh Abdel Aziz Mousa Thabet dari Gaza Community Mental Health Programme, dan dosen senior khusus kejiwaan anak-anak dan remaja Universitas Birmingham, Panos Vostanis, sudah membuktikan adanya dampak tersebut.

Mereka meneliti 239 anak berusia enam sampai 11 tahun di lima distrik di Jalur Gaza. Dalam penelitian itu, 50 persen lebih warga berusia di bawah 15 tahun terkena dampak penyakit psikologis. Tanda-tandanya antara lain terjadi ketegangan, jantung berdegup lebih kencang, keluar keringat dingin, dan panik jika teringat peristiwa yang pernah dialaminya. Penderita juga mengalami mimpi buruk, gangguan tidur, kewaspadaan tinggi, dan tak dapat menikmati hidup tenang. Pencernaan mereka pun terganggu, hingga mual dan muntah. Mereka juga merasa takut, sedih, dan sulit mengendalikan emosi.

Kesimpulan penelitian 14 tahun lalu di jalur Gaza sepertinya tetap relevan hingga sekarang. Mereka yang ketika itu masih anak-anak kini sudah dewasa. Dan yang terjadi sekarang mirip dengan pendapat Sarraj.

Menurut Sarraj, yang paling mengkhawatirkan, trauma masa kecil bisa mengakibatkan perilaku kekerasan ketika dewasa. ”Anak-anak melihat ayah mereka tidak bisa melindungi mereka dari perang dan memberi makan karena kehilangan pekerjaan. Lalu mereka mulai mencari alternatif, yaitu bergabung dengan kelompok bersenjata,” tuturnya.

Ahmad Taufik

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus