ANTARA pria dan wanita tukar-menukar barang memang tidak aneh. Tapi, kalau di antara mereka melakukan tukar-menukar organ kelamin, kedengaran memang janggal. Hal itu terjadi di RRC, seperti yang dilaporkan kantor berita Reuters Kamis pekan lalu. "Kejadian ini menurut kami baru pertama kali di dunia," kata Xia Zhao Ji, juru bicara tim dokter yang melakukan pembedahan itu. Dalam operasi tersebut seorang wanita berusia 22 tahun menerima testikel milik seorang pria berusia 30 tahun. Sebagai gantinya, pria itu mendapat kandung telur (ovarium) milik wanita tadi. Pihak wanita dipasangi penis imitasi, sedangkan di tempat bekas penis pria itu diganti dengan vagina yang diambil dari kulit. Pasien yang dioperasi minggu lalu di salah satu rumah sakit di Beijing itu kabarnya sudah berada dalam kondisi baik. Cuma si bekas pria perlu obat antipenolakan tubuh, untuk meredam reaksi penolakan dari perkakas baru. Terhadap bekas wanita tadi diperlukan operasi lanjutan guna "membangunkan" penis yang baru dipasang itu. Tim dokter yakin, kelak mereka dapat melakukan kehidupan seksual secara normal. Walaupun begitu, hingga kini keduanya belum dapat memakai alat kelamin baru untuk berhubungan seks. Dan kedua pasien itu tidak saling tahu ke mana potongan kelaminnya itu ditukar. Mereka juga saling merahasiakan namanya. "Kami hanya ingin membantu mewujudkan mimpi mereka," kata Xia. Si bekas wanita ingin menjadi lelaki demi kemajuan karier. Bagi si bekas pria memilih menjadi wanita, karena menganggap wanita itu bersih, sedangkan lelaki itu kotor. Teknik operasi kelamin yang dilakukan ahli bedah RRC tersebut, menurut Dokter Djohansyah Marzoeki, mirip operasi ganti kelamin yang selama ini sudah ada. Bedanya, kata ahli bedah plastik dari FK Universitas Airlangga Surabaya itu, tim RRC mampu melakukan transplantasi kelenjar kelamin, baik testis maupun kandung telur. Artinya, kelenjar kelamin yang dipasang bukan imitasi. Organ testis maupun kandung telur, menurut Djohansyah, diperlukan untuk memproduksi hormon. Kalau testis atau ovariumnya terbuat dari bahan silikon, misalnya, kebutuhan hormon harus diganti dari luar. Biasanya lewat obat-obatan. "Kalau testis atau ovarium asli mampu dipindahkan, pasien tak usah repot minum obat untuk menghasilkan hormon," katanya. Organ seksual itu tentu akan mampu memproduksinya sendiri. Hanya yang perlu mendapat penanganan serius adalah faktor penolakan tubuh terhadap organ yang baru ditanam itu. Maka, diperlukan obat antirejeksi yang lebih banyak. "Padahal, pemberian obat ini bisa menimbulkan rasa sakit pada kelenjar kelamin," katanya. Selama ini operasi ganti kelamin, menurut dokter yang pernah belajar bedah plastik di Universitas Groningen Belanda ini, tidak mempengaruhi kemampuan seksual. Mereka mampu ereksi, ejakulasi maupun orgasme. Hanya, sebagian besar dari mereka itu yang tidak akan mampu melakukan tugas reproduksi, yaitu hamil bagi wanita dan melakukan penyemprotan sperma bagi pria. Dalam operasi ganti kelamin selama ini tidak dilakukan transplantasi untuk rahim dan saluran telur. Dan operasi ganti kelamin memang tidak akan mampu mengubah seseorang menjadi pria atau wanita tulen. Pekerjaan tersebut hanyalah salah satu upaya untuk mengobati psikis penderita yang mengalami kelainan transeksual, agar mereka makin percaya diri. Anda ingat Vivian Rubiyanti? Dialah pria Indonesia pertama yang ganti kelamin. Sembilan tahun lalu di Singapura, Vivian Rubianti telah mengganti alat kelaminnya yang asli (jantan) menjadi perempuan. Penukaran itu tidak sampai pada tingkat pergantian kelenjar kelamin, seperti testis dan ovarium. Bisa jadi, sukses tim ahli bedah di RRC itu merupakan terobosan dalam operasi ganti kelamin. Gatot Triyanto, Kelik Nugroho, dan Bina Bektiati
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini