KINI ada obat termanjur bagi penderita sakit jiwa. Namanya Clozapine. Di Amerika Serikat, setengah dari 20 ribu penderita penyakit gila disembuhkan dengan Clozapine. Menurut majalah Time, awal Juli lalu, setelah sepuluh kali minum Clozapine, pasien sembuh dan bahkan seperti dilahirkan kembali. Contohnya Bradon Fitch. Sejak usia 8 tahun ia selalu berimajinasi tentang tokoh Tsar Nicolas II yang tinggal di rumahnya. Setelah diobati dengan Clozapine, Fitch (kini 19 tahun) terbangun dari ketakutan itu. Sebelum muncul Clozapine, ada Thorazine, dan beberapa obat sejenis. Thorazine yang dipakai untuk obat penenang dan pengurang rasa sakit itu juga digunakan untuk mengobati penyakit gila pada tahun 1950. Kerjanya membloking dopamine salah satu dari banyak biokimia pembawa pesan ke otak. Di akhir tahun 1970-an keampuhan Thorazine diragukan. Sekitar 80% pasien yang diberi obat ini mengalami efek serius, termasuk emosinya lemah. Efek samping lain adalah tardive dyskinesia, yang memunculkan kejatkejat di otot, wajah, dan lidah. Kemudian sebuah perusahaan obat di Swiss menemukan Clozapine yang dapat mengurangi efek yang dibawa Thorazine. Obat ini memblokir neurotransmitter serotonin, senyawa pembawa pesan. Obat ini dapat memblokir fantasi pasien, dan dalam tingkat tertentu juga menghalangi transmisi dopamine. Belakangan ini Clozapine terancam karena efek sampingnya yang parah. Di Finlandia, obat ini merenggut delapan nyawa karena pasiennya tiba-tiba kekurangan darah putih. Badan pengawas makanan dan obat-obatan (FDA) di AS menilai obat ini mematikan. Pasien yang memakai Clozapine akan kehilangan darah putih sekitar 1-2%. Pada tahun 1989 FDA merekomendasi pemakaian Clozapine untuk pasien yang gagal disembuhkan dengan Thorazine, asalkan mereka memeriksakan darahnya setiap pekan. Setelah itu orang ramai mencari Clozapine. Di AS, tiap tahun obat ini menghematkan lebih dari Rp 60 juta biaya rawat seorang pasien gila.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini