Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Rujak di Madura memang bukan rujak buah atau sayuran seperti umumnya. Namun lebih dikenal sebagai rujak soto karena perpaduan dua menu tersebut. Biasanya kuah soto kuning yang digunakan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, di Sumenep, rujak khas ini telah dibikin berbeda lagi. Dalam piring, paduan sayuran, bihun dan lontong itu pertama disiram bumbu spesial dari kacang tanah, pisang biji muda, petis udang, petis ikan dan gula merah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kemudian sajian tersebut masih diberi kuah soto babat. Di atasnya ditaburi kacang dan bawang goreng. Rasanya pun gurih kuah soto babat berpadu dengan sambal kacang.
Guyuran kuah soto babat itu yang membuatnya diberi nama khusus. Bukan lagi rujak soto, tapi rujak selingkuh. Perselingkuhan berbagai rasanya, rupanya.
Yang bikin menu ini semakin berat, selain lontong adalah irisan singkong rebus. Plus tentunya juga potongan babatnya. Jadi, setelah makan menu yang satu ini dijamin perut langsung terasa penuh.
Rujak selingkuh khas Madura ini, saya temukan di Warung Soto Madura, Jalan Wahidin Pejagalan, gang 2 Sumenep. Lokasinya agak tersembunyi, masuk gang.
Meski lokasinya tak di tepi jalan, pengunjung terus berdatangan, apalagi di musim liburan. Penasaran? Silakan coba, tapi siapkan perut kosong. Rumah makan buka setiap harinya dari pukul 09.00-20.30.
Selain rujak selingkuh Warung Soto Madura ini juga menyediakan menu khas lain, seperti rujak cingur, soto babat.
RITA NARISWARI