Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gangguan tiroid, baik berupa hipotiroid maupun hipertiroid, yang ditangani dengan baik dapat mengembalikan kesuburan pada wanita. Begitu menurut ketua Pengurus Pusat Perkumpulan Tiroid Indonesia, Dr. dr. Tjokorda Gde Dalem Pemayun, Sp.PD-KEMD.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Bila dikoreksi dengan baik, termasuk hipotiroid, yang tidak hamil atau kurang subur maka dia jadi normal," kata Tjokorda dalam acara “Kolaborasi Tingkatkan Skrining dan Diagnosis Gangguan Tiroid di Indonesia” di Jakarta, Kamis, 25 Mei 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tiroid merupakan kelenjar berbentuk kupu-kupu di bagian depan leher yang memproduksi hormon untuk mengontrol kecepatan metabolisme. Hormon tiroid sangat diperlukan untuk membantu tubuh menggunakan energi agar tetap hangat serta membuat otak, jantung, otot, dan organ lain bekerja sebagaimana mestinya.
Gangguan pada kelenjar sehingga terjadi ketidakseimbangan dalam produksi hormon macam terlalu banyak yang disebut hipertiroid, sementara yang tidak menghasilkan cukup hormon disebut hipotiroid. Gangguan tersebut akan memunculkan masalah. Masalah yang terjadi akibat gangguan tiroid antara lain rambut rontok, kulit kering, gangguan kolesterol, dan khususnya pada wanita termasuk terganggunya siklus menstruasi.
Perlunya skrining
Tjokorda mengatakan wanita hamil dengan gangguan tiroid, misalnya akibat penyakit Grave, berisiko menyebabkan janin yang dikandungnya mengalami gangguan serupa, atau disebut juga hipotiroid konginetal, hampir 25 persen.
"Jadi kalau ibu kena maka pada hamil berikutnya harus hati-hati. Skrining lebih dini," kata anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) itu.
Seorang anak yang terkena gangguan tiroid, khususnya hipotiroid, bisanya tidak menangis, tumbuh kembangnya kurang, lidahnya besar, jarang buang air besar (BAB), dan perutnya kembung. Tjokorda mengingatkan hipotiroid neonatus (diturunkan dari ibu ke bayi) berbahaya karena bisa meningkatkan kematian bayi.
"Jadi, ibu hamil wajib diskrining," imbaunya.
Pada beberapa kasus, hipotiroid yang diturunkan dari ibu ke anak atau hipotiroid kongenital pada bayi baru lahir dapat menyebabkan anak mengalami disabilitas intelektual. IQVIA Thyroid Data pada 2022 menunjukkan prevalensi hipotiroid mencapai 12,4 juta orang dengan tingkat penanganan masih sekitar 1,9 persen. Sedangkan prevalensi hipertiroid sebanyak 13,2 juta dengan tingkat penanganan sekitar 6,2 persen.
Pilihan Editor: Waspadai Komplikasi Hipertiroid, Stroke sampai Gagal Jantung
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.