Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Yang Perlu Diperhatikan Jika Ingin Tes Swab Antigen Mandiri

Sejumlah hal harus diperhatikan dan disiapkan jika memutuskanmelakukan tes swab antigen secara mandiri. Apa saja?

2 November 2022 | 10.20 WIB

Image of Tempo
material-symbols:fullscreenPerbesar
Calon penumpang melakukan tes usap antigen di layanan tes swab antigen di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Selasa, 15 Maret 2022. Tempat layanan PCR dan antigen terpantau sepi seteleh pemerintah memperbaharui kebijakan syarat untuk melakukan perjalanan lewat moda transportasi publik yaitu penumpang transportasi darat, laut, dan udara khususnya untuk rute domestik yang tidak perlu lagi menunjukan surat tes antigen atau PCR. Pelayanan tes swab di Stasiun Pasar Senen tetap melayani untuk calon penumpang yang belum di vaksinasi lengkap. TEMPO/Muhammad Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Semakin banyak penjual online yang menawarkan alat tes swab antigen mandiri. Namun, spesialis patologi klinik July Kumalawati menyebutkan sejumlah hal yang harus diperhatikan dan disiapkan jika orang memutuskan untuk melakukan tes swab antigen secara mandiri atau tanpa bantuan petugas kesehatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Ternyata melakukan tes swab mandiri tidak semudah yang diperkirakan. Banyak hal yang bisa mempengaruhi hasilnya. Hasilnya bisa negatif palsu, bisa positif palsu. Belum lagi ada efek samping tindakan dari pengambilan swab itu sendiri,” kata dokter dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Langkah pertama, perhatikan jenis reagen yang akan digunakan. Saat ini pasar daring telah menjual berbagai reagen dengan produsen yang berbeda-beda. Masyarakat diimbau berhati-hati memilih reagen mengingat tidak semua bagus. July menganjurkan memilih reagen yang memiliki izin edar dari Kementerian Kesehatan melalui pengecekan di aplikasi Mobile Alkes.

“Biasanya kita pilih reagen yang sudah terdaftar di Kemenkes karena Kemenkes bertanggung jawab untuk memberikan izin pada reagen-reagen yang baik, tentunya tidak berbahaya untuk kita,” ujarnya.

Perhatikan cara yang benar
Selain pemilihan reagen, hal lain yang perlu diperhatikan yaitu cara pengambilan sampel dengan menggunakan alat yang menyerupai cotton bud panjang atau tangkai swab khusus untuk lubang hidung. Ia menyarankan masyarakat memilih alat swab yang lentur dan tidak terlalu kaku sehingga tidak melukai bagian dalam hidung. 

Teknik pengambilan sampel pun harus dilakukan dengan tepat dengan mendorong alat swab ke bagian nasofaring. Caranya dengan menyusuri dasar rongga hidung ke belakang arah telinga, bukan ke arah atas rongga hidung. Untuk memudahkan, pasien harus dalam posisi agak mendongakkan kepala dan pegang alat swab seperti layaknya memegang pena.

July mengatakan alat swab tidak boleh mengenai rongga hidung arah atas karena dikhawatirkan melukai tulang tengkorak. Apalagi jika alat swab dimasukkan terlalu kasar, dikhawatirkan dapat menembus ke otak.

“Hidung kita ini penuh pembuluh darah dan saraf. Kalau kena pembuluh darah tentunya berdarah. Kalau kena saraf itu bisa mempengaruhi refleks otonom yang bisa mempengaruhi fungsi jantung, lambung. Jadi kita harus hati-hati, usahakan tidak lebih dari 30 derajat,” katanya.

Setelah melakukan pengambilan sampel dengan benar, maka hal terakhir yang perlu diperhatikan yaitu memastikan prosedur memasukkan sampel ke dalam tabung kecil dilakukan secara benar dan hati-hati hingga meneteskan cairan di rapid test cassette. July menekankan pentingnya pasien yang melakukan swab mandiri untuk membaca petunjuk pemakaian alat swab terlebih dulu sebab antara satu alat dengan alat lainnya bisa saja memiliki perbedaan ketentuan dalam waktu menunggu hasil tes dan hal-hal detail lain.

"Apabila hanya muncul garis pada huruf C dan tidak muncul garis pada huruf T di rapid test cassette, maka hasil tes menunjukkan negatif COVID-19. Jika garis muncul pada C dan T, maka hasil tes menunjukkan positif COVID-19. Namun, jika tidak muncul garis sama sekali, maka hasil tersebut dikatakan invalid," paparnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus