Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hiburan

Bea Masuk Pulau Komodo Naik Mulai Besok, Berikut Profil Binatang Purba Itu

Pada habitatnya, komodo menjadi pemangsa utama karena tidak ada lagi hewan karnivora besar lainnya. Namun, mereka lebih suka makan bangkai.

31 Juli 2022 | 20.09 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Mulai besok, Senin, 1 Agustus 2022, biaya tiket masuk ke Taman Nasional Komodo melonjak menjadi Rp 3,75 juta. Biaya kontribusi konservasi ini berlaku secara kolektif untuk empat wisatawan, yaitu Rp 15 juta untuk satu tahun masa kunjungan. Wisatawan harus memesan melalui platform INISA. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Komodo (varanus komodoensis) adalah spesies biawak terbesar yang hidup dan berbiak di Pulau Komodo, Pulau Padar, Rinca, Flores, dan Gili Motang, di Nusa Tenggara Timur. Masyarakat lokal, biasa menyebutnya “ora”. Komodo disebut sebagai buaya darat, meskipun bukan buaya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut buku Lizards of the World, spesies terbesar famili varanidae ini panjangnya sekitar 2-3 meter dan beratnya bisa 100 kilogram. Sehingga, komodo dikategorikan sebagai kadal terbesar di dunia. 

Ekor komodo sama panjang dengan tubuhnya. Biasanya, komodo liar dewasa beratnya sekitar 70 kilogram, tetapi komodo di penangkaran kerap lebih berat. Melansir The Komodo Dragon, pernah ditemukan terdapat komodo liar terbesar dengan panjang 3,13 meter dan berat 166 kilogram. 

Tubuh komodo jantan lebih besar dibandingkan betina. Komodo jantan berwarna abu-abu gelap dan juga merah batu bata sedangkan komodo betina hijau kecoklatan dengan bercak kuning di bagian tenggorokan. Keduanya sama-sama memiliki lidah panjang kuning kecoklatan dan bercabang. Giginya 60 buah dengan panjang 2,5 sentimeter.

Jarak penglihatan mereka sejauh 300 meter. Namun, komodo hanya memiliki sel kerucut dalam retina mata sehingga biawak ini tidak memiliki penglihatan yang baik di malam hari. Komodo mampu membedakan banyak warna, tetapi tidak dapat membedakan dengan jelas objek yang tidak bergerak.

Komodo. Shutterstock

Pada suatu penelitian, komodo sempat dianggap tuli karena ketika pemeriksaaan suara menunjukkan bahwa teriakan dan bisikan tidak berpengaruh besar. Namun, pernyataan ini terbantahkan. Mengutip Lizard, seorang karyawan kebun binatang London ZSL, Joan Proctor berhasil melatih komodo memakan bangkai hewan yang sudah disiapkan dengan suaranya, bahkan ketika bangkai hewan itu tidak terlihat. 

Komodo adalah binatang penyendiri dan hanya berkumpul bersama ketika makan atau berkembang biak. Komodo dapat berlari cepat dengan kecepatan 20 kilometer setiap satu jam dengan jarak yang relatif pendek. Selain itu, komodo jago memanjat, berenang, dan menyelam sedalam 4,5 meter. 

Pada habitatnya, komodo menjadi pemangsa utama karena tidak ada lagi hewan karnivora besar lainnya. Namun, komodo lebih sering memakan bangkai dibandingkan hewan lain. Komodo menemukan hewan lain sebagai mangsanya menggunakan lidah yang peka terhadap bau hewan mati atau sekarat hingga radius 4-9,5 kilometer. 

Komodo mencari mangsa dengan sembunyi-sembunyi diikuti serangan tiba-tiba. Saat hewan sudah menjadi targetnya, komodo secepat mungkin menyerangnya dengan menggigit sisi bawah tubuh atau tenggorokannya. Proses menelannya memerlukan waktu cukup lama, yaitu sekitar 15-20 menit untuk satu ekor hewan

Sekarang, habitat komodo di alam terbuka sudah semakin berkurang. Lembaga International Union for Conservation of Nature (IUCN) menjadikan komodo sebagai spesies rentan kepunahan. Pemerintah RI sejak lama menetapkannya sebagai hewan yang dilindungi dan habitatnya dijadikan taman nasional untuk melindungi spesies ini. 

RACHEL FARAHDIBA R

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus