Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Taman Budaya Kalimantan Selatan Rayakan Hari Tari Dunia

Taman Budaya Provinsi Kalimantan Selatan merayakan Hari Tari Dunia 2018 dengan menampilkan puluhan tari kreasi di panggung terbuka Bakhtiar Sandarta.

29 April 2018 | 12.59 WIB

Peserta asal Kalimantan Selatan menunjukkan aksinya, saat  mengikuti parade budaya dan pawai bunga. Kegiatan festival tari ini, dapat menarik wisatawan dan turis asing. Surabaya, 3 Mei 2015. FULLY SYAFI
Perbesar
Peserta asal Kalimantan Selatan menunjukkan aksinya, saat mengikuti parade budaya dan pawai bunga. Kegiatan festival tari ini, dapat menarik wisatawan dan turis asing. Surabaya, 3 Mei 2015. FULLY SYAFI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Banjarmasin - Taman Budaya Provinsi Kalimantan Selatan merayakan Hari Tari Dunia 2018 dengan menampilkan puluhan tari kreasi di panggung terbuka Bakhtiar Sandarta, Taman Budaya Kalsel, 28-29 April 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Kepala Taman Budaya Kalsel, Suharyanti, mengatakan pergelaran tari bertema "Bumi dan Langit Banua Menari" itu pada hari pertama menampilkan 10 komunitas tari. Salah satunya menampilkan penata tari sekaligus penari Bimo Wiwohatmo Yogyakarta yang menari tunggal dalam tari kontempoler berjudul "Sang Sakala".

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tak kalah juga, berbagai sanggar tari di Kalimantan Selatan mementaskan tari yang memukau, di antaranya Sanggar Genta Tabalong yang membawakan tari berjudul "Tari Japin Utuh Diang".

Adapula dari Sanggar Poskolabastari Hulu Sungai Selatan, Sanggar Paris Barantai, Sanggar Kambang Barenteng, Sanggar Bunga Anggerek, dan Sanggar Galuh Banjar dengan suguhan tarian masing-masing.

"Kalau pergelaran di hari kedua, lebih banyak lagi, ada 16 grup tari," kata Suharyanti di Banjarmasing, Sabtu, 28 April.

Dia mengatakan perayaan Hari Tari Dunia 2018 adalah langkah untuk memotivasi dan membina kesenian tari di daerah itu. Sebab, eksistensi seni tari di daerah cukup baik, generasi pelaku tari juga terus bermunculan.

"Kalau dulu banyak remaja sebagai penari, sekarang di daerah ini anak-anak pun sudah banyak grup tarinya," ucap Suharyati.

Dia menjelaskan Taman Budaya Kalsel terbuka bagi perkembangan dunia tari dan kesenian lainnya. Pihaknya setiap tahun rutin menggelar kesenian dan kebudayaan sebagai langkah pembinaan dan pelestarian.

"Kami akan berupaya menghidupkan kembali seni dan budaya daerah ini, sebab merupakan khazanah daerah, juga sebagai identitas daerah," kata dia.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus