Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Adik mendiang Syekh Ali Jaber meminta doa dan dukungan masyarakat Indonesia untuk meneruskan dakwah kakaknya. Hal itu ia ungkapkan dengan mengunggah foto yang menyandingkan dirinya dengan Syekh Ali Jaber dengan pose serupa di akun Instagramnya, Kamis, 28 Januari 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Berat sekali bagi saya karena saya hanya mirip dengan wajah dan suara beliau saja, tetapi perjuangan beliau luar biasa, beda jauh dengan saya," tulisnya saat memberikan keterangan pada unggahannya ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Syekh Muhammad Jaber menjelaskan, sebenarnya ia sudah memulai berdakwa sejak lama baik di Indonesia maupun di luar. Ia melakukan safari dakwah atas nama pribadi, tanpa bayang-bayang nama besar kakaknya. Muhammad pun sudah mulai masuk TV nasional pada 2011.
"Tapi sekarang saya merasa amanah itu berat karena dulu saya membawa nama sendiri itu terasa ringan bagi saya. Sekarang saya diberi amanah untuk meneruskan dakwah beliau," tuturnya.
Sejumlah keluarga dan kerabat berdoa di makam Syekh Ali Jaber di Pesantren Daarul Quran, Cipondoh, Kota Tangerang, Banten, Kamis 14 Januari 2021. Syekh Ali Jeber meninggal dunia di usia 44 tahun akibat sakit. ANTARA FOTO/Fauzan
Pria asal Madinah, Arab Saudi yang juga sudah bersalin kewarganegaraan menjadi WNI ini memuji Syekh Ali Jaber. "Beliau dianugerahi Allah santun, murah hati, lembut, pemaaf, apa lagi.... oooh banyak sekali tidak bisa saya tulis semua," tulisnya.
Syekh Ali Jaber wafat pada Kamis pagi, 14 Januari 2021 dalam usia 44 tahun di RS Yarsi, Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Pria dengan tutur kata lembut ini meninggalkan dua istri dan tiga anak, serta janin yang ada di dalam kandungan. Ali yang mendapat julukan pejuang Al Quran ini sempat positif Covid-19 dan membuatnya harus dirawat sekian lama. Tapi pada saat meninggal, dokter menyatakan ia sudah negatif.
Atas usul pendakwah Yusuf Mansur, jenazah Syekh Ali Jaber dimakamkan di Kompleks Pesantren Daarul Quran miliknya. Sebenarnya, pria yang juga membuka restoran masakan Timur Tengah ini sebelum wafat sempat mengungkapkan keinginannya untuk dimakamkan di Lombok. Tapi kondisi yang tak memungkinkan, pemakaman diputuskan dilakukan di Kota Tangerang, Banten.