Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seleb

Aktor Komedi Charlie Chaplin Pernah ke Garut, Dua Tahun Sebelum Sumpah Pemuda

Aktor komedi Charlie Chaplin pernah mengunjungi Garut pada 1926. Bahkan ia melanjutkan petualangannya ke Yogyakarta dan Bali.

18 April 2024 | 16.05 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Charlie Chaplin di Garut (Youtube)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Di balik tawa dan keceriaan yang dibawakannya di layar lebar, Charlie Chaplin, sang ikon komedi Hollywood, ternyata memiliki jiwa petualang yang mengantarkannya ke berbagai penjuru dunia.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Salah satu destinasi istimewa yang dia kunjungi adalah Garut, Jawa Barat, pada 1926.  Dua kali menjejakkan kaki di kota yang dijuluki "Kota Intan" ini, Chaplin terpesona dengan keindahan alam dan kekayaan budaya Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan Chaplin ke Garut bukan sekadar wisata biasa. Momen bersejarah ini terungkap melalui pernyataan Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat meninjau program penyambungan listrik gratis sinergi BUMN di Cibatu, Garut, pada 2019.  

Kunjungan Chaplin ke Indonesia tidak hanya terbatas di Garut, dia juga menjelajahi Yogyakarta untuk melihat Candi Borobudur dan Bali dengan kapal pesiar dari Surabaya.  Film dokumenter Charlie Chaplin - Trip to Java and Bali  menjadi bukti nyata petualangannya, mengantarkan kita pada perjalanan Chaplin dari Stasiun Cibatu Garut hingga berbagai destinasi wisata di Jawa dan Bali.

Legenda Komedi Menjelajahi Negeri Indah

Kunjungan Charlie Chaplin ke Garut pada 1926 merupakan momen istimewa yang jarang diketahui publik. Presiden Joko Widodo mengungkapkan fakta menarik ini dalam kunjungannya ke Cibatu, Garut, pada tahun 2019. Chaplin, sang ikon komedi Hollywood, menjelajahi keindahan Garut dengan kereta api uap, merasakan pesona alamnya yang memukau.

Lebih dari Sekadar Garut

Petualangan Chaplin di Indonesia tidak berhenti di Garut. Dia melanjutkan perjalanannya ke Yogyakarta untuk mengagumi kemegahan Candi Borobudur, dan kemudian berlayar ke Bali dengan kapal pesiar dari Surabaya. Di Bali, dia terpesona dengan budaya dan alam yang eksotis, termasuk pertunjukan tari tradisional dan interaksi dengan kera di Hutan Sangeh.

Film yang Mengabadikan Momen Berharga

Film dokumenter Charlie Chaplin - Trip to Java and Bali [1932] menjadi bukti nyata kunjungan Chaplin ke Indonesia. Film ini menampilkan perjalanan Chaplin dari Stasiun Cibatu Garut hingga berbagai destinasi wisata di Yogyakarta dan Bali. Momen interaksi Chaplin dengan anak-anak dan penduduk setempat, serta pemandangan alam Jawa Barat yang khas, terukir indah dalam film ini.

Fakta Menarik Lainnya

  • Chaplin dikabarkan menginap di Hotel Papandayan Garut saat kunjungannya.
  • Foto-foto Chaplin di Garut dan Indonesia dapat ditemukan di internet, memberikan gambaran sekilas tentang pengalamannya.
  • Kunjungan Chaplin ke Indonesia menunjukkan minat dan kecintaannya terhadap budaya dan keindahan alam Asia Tenggara.

Kunjungan Chaplin: Jembatan Budaya dan Inspirasi

Kunjungan Charlie Chaplin ke Garut dan Indonesia bukan hanya momen wisata biasa. Kehadirannya menjembatani budaya Barat dan Timur, membuka jendela bagi dunia untuk melihat keindahan alam dan kekayaan budaya Indonesia. Pengalamannya di Indonesia mungkin telah menginspirasinya dalam karya-karyanya, memperkaya perspektifnya tentang dunia.

Warisan yang Berharga

Kunjungan Chaplin ke Indonesia menjadi bagian dari sejarah budaya bangsa. Kisah perjalanannya, baik melalui film maupun cerita, dapat menjadi sumber inspirasi bagi generasi penerus untuk menghargai dan melestarikan keindahan alam dan budaya Indonesia.

Kunjungan Charlie Chaplin ke Garut dan Indonesia bukan hanya momen wisata biasa, melainkan sebuah jembatan budaya yang mendekatkan Barat dan Timur.  Kehadirannya membuka jendela bagi dunia untuk melihat keindahan alam dan kekayaan budaya Indonesia.  Pengalamannya di Indonesia mungkin telah menginspirasinya dalam karya-karyanya, memperkaya perspektifnya tentang dunia.

Kisah perjalanan Chaplin, baik melalui film maupun cerita, dapat menjadi sumber inspirasi bagi generasi penerus untuk menghargai dan melestarikan keindahan alam dan budaya Indonesia.  Jejak langkahnya di Garut dan Indonesia, meskipun singkat, meninggalkan kenangan tak terlupakan dan warisan berharga bagi bangsa.

Selanjutnya: Profil Charlie Chaplin

16 April 1889 menandai hari lahir salah satu ikon paling terkenal dalam sejarah perfilman, Sir Charles Spencer "Charlie" Chaplin. Lahir di London, Inggris, Chaplin dikenal sebagai aktor, sutradara, komposer, dan penulis yang membawa tawa dan kegembiraan bagi jutaan orang di seluruh dunia melalui film bisu dan film bersuara karyanya.

Masa Kecil yang Penuh Tantangan

Dilansir dari berbagai sumber, masa kecil Chaplin tidak mudah. Kedua orang tuanya adalah seniman vaudeville yang sering berpindah-pindah, dan dia menghabiskan sebagian masa kecilnya di panti asuhan. Meskipun penuh dengan kesulitan, masa kecilnya ini memberinya banyak pengalaman yang kemudian menjadi inspirasi bagi karyanya.

Karir yang Gemilang

Karir Chaplin dimulai di atas panggung vaudeville, di mana dia menunjukkan bakat luar biasa dalam akting dan komedi fisik. Pada tahun 1910, dia pindah ke Amerika Serikat untuk bergabung dengan perusahaan film Keystone Studios. Di sanalah dia menciptakan karakter ikoniknya, The Tramp, yang menjadikannya salah satu bintang film paling terkenal di dunia.

Karya-Karya yang Abadi

Chaplin tidak hanya seorang aktor yang berbakat, tetapi dia juga seorang pembuat film yang visioner. Dia menulis, menyutradarai, dan memproduksi banyak filmnya sendiri, yang seringkali mengangkat tema-tema sosial dan politik yang penting. Beberapa filmnya yang paling terkenal termasuk The Kid (1921), City Lights (1931), Modern Times (1936), dan The Great Dictator (1940).

Pengaruh yang Tak Terbatas

Karya Chaplin telah memberikan pengaruh besar pada dunia perfilman dan budaya populer. Dia dianggap sebagai salah satu komedian paling berpengaruh sepanjang masa, dan film-filmnya terus dinikmati dan dipelajari oleh orang-orang dari segala usia di seluruh dunia.

Tanpa suara tetap laris

Chaplin juga terkenal dengan film tanpa ada suara sama sekali terlaris di dunia. Film Chaplin The Gold Rush (1925) adalah film bisu terlaris sepanjang masa, dengan pendapatan lebih dari $4 juta di Amerika Serikat saja.  Film ini mengisahkan tentang seorang penambang emas di Alaska selama masa demam emas Klondike.

Tidak apatis terhadap kondisi politik

Meskipun terkenal dengan film komedinya, Chaplin juga dikenal sebagai pembuat film yang berani mengkritik politik dan masyarakat.  Filmnya Modern Times (1936) merupakan satire tajam tentang dampak industrialisasi dan kapitalisme terhadap kehidupan manusia.

Tak hanya kiprah sinema yang menarik perhatian, tetapi juga sikap politiknya yang menjadi inspirasi bagi banyak pihak. Pandangan politik Chaplin yang progresif dan kritiknya terhadap kapitalisme membuatnya berkonflik dengan pemerintah Amerika Serikat.  Pada tahun 1952, dia dipaksa untuk meninggalkan Amerika dan pindah ke Swiss, di mana dia tinggal sampai akhir hayatnya.

Charlie Chaplin adalah legenda sejati di dunia perfilman. Karya-karyanya yang jenaka, menyentuh hati, dan penuh makna terus menginspirasi dan menghibur orang-orang hingga saat ini. Dia akan selalu dikenang sebagai salah satu komedian dan pembuat film paling ikonik dalam sejarah.

Chaplin menikah empat kali dan memiliki 11 anak. Dia meninggal dunia pada 25 Desember 1977 di Corsier-sur-Vevey, Swiss, pada usia 88 tahun. Dia dimakamkan di Pemakaman Corsier-sur-Vevey, di mana makamnya menjadi tempat ziarah bagi para penggemarnya dari seluruh dunia.

MICHELLE GABRIELA  | SUSANDIJANI

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus