Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kota Bandung menjadi merupakan satu kota yang menyimpan segudang sejarah di Indonesia. Hal ini ditandai dengan keberadaan bangunan-bangunan tua di berbagai penjuru kota ini. Salah satu bangunan bersejarah tersebut adalah Hotel Grand Preanger yang saat ini berstatus sebagai cagar budaya di Bandung.
Bangunan ini dikenal karena perannya sebagai tempat menginap delegasi Konferensi Asia Afrika 1995. Hotel Preanger merupakan sebuah hotel tertua di Bandung yang berlokasi menghadap selatan ke arah Jalan Asia Afrika. Hotel dengan 10 lantai ini masih setia mempertahankan elemen sejarah yang ada seperti bangunan-bangunan arsitektur zaman dahulu.
Dalam pendiriannya, Hotel Preanger mempunyai sejarah panjang yang mengiringinya. Melansir adbang.bandung.go.id, awalnya, hotel bintang lima ini adalah sebuah toko roti. Akan tetapi, toko roti ini mengalami kebangkrutan pada 1897. Kemudian, W.H.C Van Deeterkom mengubahnya menjadi sebuah hotel bernama Hotel Thiem yang berganti nama menjadi Grand Hotel Preanger.
Grand Hotel Preanger
Pada 1929, hotel ini direnovasi dengan mendesain ulang bangunan dan dilakukan oleh C.P. Wolff Schoemaker. Presiden Soekarno turut serta membantu proses desain ulang bangunan ini. Desain yang dipilih adalah gaya art deco yang masih dipertahankan hingga saat ini.
Beberapa tokoh dunia seperti Charlie Chaplin dan Amelia Earchart sempat menginap di hotel ini. Kunjungan mereka dapat dijumpai di lantai 1 hotel ini tepatnya di Museum Wolff Schoemaker.
Hotel Preanger turut menjadi saksi bisu peristiwa penting sejarah dunia. Hotel Preanger merupakan lokasi penginapan tamu-tamu besar Konferensi Asia-Afrika (KAA) 1955, yaitu Gamal Abdul Nasser dari Mesir dan King Faisal dari Saudi Arabia. Selain itu, hotel ini juga dijadikan sebagai tempat menginap delegasi Konferensi Islam Asia Afrika I.
Dilansir dari cagarbudaya.kemdikbud.go.id, Grand Hotel Preanger beserta perusahaan lainnya dinasionalisasi menjadi milik Indonesia pada 1957. Sejak saat itu sebagian ruangan serta kamar hotel dijadikan sebagai penampungan anggota Konstituante yang bersidang di Kota Bandung. Ketika Dewan Konstituante dibubarkan pada tahun 1959, hotel ini digunakan sebagai tempat tinggal sementara anggota dan karyawan sekretariat Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) beserta keluarganya.
NAOMY A. NUGRAHENI
Baca: Sejarah Hari ini, 18 April 1955 Konferensi Asia Afrika Mulai Diadakan di Bandung
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini