Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mudik atau pulang ke kampung halaman adalah tradisi di Indonesia yang biasa dilakukan jelang perayaan hari raya keagamaan, baik itu Imlek, Idul Fitri, atau Natal. Saat musim mudik tiba, berbagai moda transportasi kerap dipenuhi para penumpang, tidak terkecuali bus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satu pemudik yang menggunakan bus, Gilan Karim Gibran atau akrab disapa Gibran, menyampaikan bahwa ia memilih transportasi darat tersebut dikarenakan kegemarannya terhadap bus. Setiap tahun, ia melakukan perjalanan dari Tangerang ke Cirebon menggunakan bus langganannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baginya, mudik menggunakan jasa transportasi dari Perusahaan Otobus (PO) lebih gampang dibanding kendaraan lain yang harus berebut tiket perjalanan. "Sistem war-nya kadang membuat jengkel, harus begadang malam-malam," kata dia saat dihubungi Tempo, Ahad, 23 Maret 2025.
Untuk mudik dengan bus, kata Gibran, pemudik tinggal membeli tiket atau pesan ke agen atau melalui online travel agent, kursi sudah terjamin. Ia juga sudah tidak khawatir macet. "Saat Idul Fitri ini, kebijakan dari pemerintah untuk tol one way itu cukup sangat membantu menghindari macet," kata dia.
Banyak moda transportasi lain yang tersedia untuk ke Cirebon. Namun, laki-laki yang besar dan tumbuh di Cirebon ini mengaku hanya akan naik kendaraan lain untuk pulang kampung jika bisa sampai lebih cepat dengan sistem pembelian tiket mudah.
Hobi Naik Bus
Bukan hanya saat pulang kampung, Gibran gemar menggunakan bus dalam banyak perjalanan lain. Namun, tidak menutup diri untuk naik transportasi lain. "Bagi saya, naik bus adalah hobi. Ketika saya kerja capek dari Senin sampai Jumat, namun ingin pulang ke Cirebon, sekalian saya menjalankan hobi, sekalian saya pulang," ujarnya.
Selain mudah dalam urusan pembelian tiket, harga tiket bus juga cenderung lebih murah daripada pesawat terbang. Penumpang juga tidak harus datang satu atau dua jam sebelum keberangkatan.
Namun, biaya tiket saat Lebaran naik drastis menjadi dua kali lipat dan lebih mahal dibandingkan kereta api. Dari Tangerang ke Cirebon, dia biasanya bayar Rp 100 sampai Rp 120 ribu, di musim Lebaran ini Rp 250 ribu per kursi.
Selain itu, karena arus lalu lintas tidak bisa diprediksi, perjalanan bisa membutuhkan waktu lebih lama untuk sampai ke tempat tujuan. Hal itu dirasakan oleh Gibran, perjalanan biasanya membutuhkan waktu 3 sampai 4 jam, sedangkan saat macet, perjalanan jadi lebih lama tiga jam. Lalu, ia menuturkan saat musim lebaran karena permintaan penumpang banyak, beberapa armada bus kurang terawat dengan baik, seperti AC bocor hingga air toilet yang belum diisi.
"Saran saya untuk pihak otobus sebelum musim mudik tiba, bus-busnya bisa diservis dulu, dimaksimalkan semaksimal mungkin busnya, agar nanti melayani penumpang arus mudik dan balik, tidak ada komplain," ucap Gibran.
NIA NUR FADILLAH
Pilihan Editor: 5 Tradisi Pulang Kampung di Berbagai Negara Selain Mudik Lebaran