Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Bali Targetkan Kunjungan Wisata 6,5 Juta Sepanjang 2025

Jumlah ini sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan total kunjungan wisman ke Bali sepanjang 2024 yang tercatat 6,3 juta.

22 Januari 2025 | 18.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Wisatawan mancanegara menjalani pemeriksaan keimigrasian di pintu otomatis (autogate) di Terminal Kedatangan Internasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, 27 Desember 2024. ANTARA/Fikri Yusuf

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali menargetkan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) 2025 mencapai 6,5 juta kunjungan. Jumlah ini sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan total kunjungan wisman sepanjang 2024 yang sekitar 6,3 juta.

“Tahun ini kunjungan kami menargetkan batas bawah 6 juta, batas atas 6,5 juta, wisatawan domestik batas bawah 10 juta, batas atasnya 10,5 juta,” kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Bali Tjok Bagus Pemayun di Denpasar, Selasa, 21 Januari 2024. 

Ia mengatakan target ini realistis berkaca dari jumlah kunjungan wisman tahun lalu.

Tjok Pemayun mengakui kunjungan langsung 2024 belum sesuai target pemerintah saat itu. Tahun ini Kementerian Pariwisata baru belum memberikan target pasti jumlah kunjungan wisman ke Bali.

Namun, jika melihat banyaknya wisatawan mancanegara yang datang melalui pintu domestik atau Pelabuhan Gilimanuk, Dispar Bali melihat 7 juta wisman sudah berkunjung ke Pulau Dewata.

“Yang kunjungan 6,3 juta ini kan yang penerbangan langsung, yang belum kita hitung kan yang turun di Jakarta atau Gilimanuk, dia pakai domestik tidak diukur, saya yakin itu 7 juta tembus dengan asumsi per hari 2 ribu saja kalikan,” ujarnya.

Tantangan 2025

Kunjungan wisata tahun lalu telah melampaui angka sebelum pandemi. Artinya, pariwisata Bali yang lumpuh selama pandemi Covid-19 sudah pulih. Namun, ada beberapa tantangan yang dihadapi Bali pada 2025 ini, antara lain penanganan masalah yang mempengaruhi kunjungan wisman yaitu kemacetan, sampah, dan alih fungsi lahan.

Tjok Pemayun mengaku sudah memetakan permasalahan untuk ditindaklanjuti. Pemprov Bali juga akan menegaskan penegakan hukum, dengan peran pemerintah sebagai regulator dan fasilitator dengan mengharapkan bantuan stakeholder kepariwisataan di lapangan.

“Itu tiga hal yang menonjol kami anggap, dan terakhir adalah bagaimana nanti kita mulai melakukan penegakan-penegakan hukum karena secara regulasi teman-teman stakeholder pariwisata merasa sudah komplit tinggal sekarang menjalankan implementasi dan sinkronisasi,” kata Kepala Dispar Bali.

Paket Wisata 3B

Sebelumnya, pemerintah meluncurkan paket wisata 3B untuk mengatasi pemasalahan pariwisata Bali. Paket pariwisata, yang mencakup Banyuwangi, Bali utara (Buleleng), dan Bali barat (Jembrana), diharapkan mengurai kepadatan turis di kawasan Bali selatan. Promosi pariwisata di ketiga kabupaten tersebut diharapkan akan menarik lebih banyak wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, sehingga tidak tepusat di satu kawasan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Konsentrasi segala sesuatu ada di Bali Selatan, dilihat dari kegiatan usaha yang ada di Bali Selatan, kendaraan yang macet, termasuk bagaimana pembangunan masif. Bali itu kan tidak hanya di Selatan, tapi ada Bali timur, utara, dan barat,” ujar Tjok Pemayun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus