Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Benteng Raja Namrud, Bertahan dari Zaman Ibrahim hingga Ottoman

Benteng Raja Namrud dibangun sekitar 2500 SM, lalu direnovasi Pasukan Salib dan direbut Saladin. Setidaknya terdapat empat kekuatan yang menguasainya.

31 Januari 2020 | 12.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Benteng Raja Namrud membentang di sepanjang lereng Gunung Hermon. Foto: @treekaro

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Bila ingin tumpukan kisah bersejarah, datanglah ke Nimrod Fortress atau Benteng Raja Namrud. Ia berkuasa di era kenabian Ibrahim sekitar 2500 SM. Namrud dalam Alkitab disebut-sebut pemburu yang perkasa, karena kehebatannya dalam berburu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sayangnya ia mengaku sebagai Tuhan, dan keras kepala saat diingatkan oleh Ibrahim. Bahkan ia membakar Nabi Ibrahim hidup-hidup. Dalam kisah Taurat, Injil dan Alquran, api itu didinginkan Allah, sehingga Nabi Ibrahim selamat. Namun sejarah tak berhenti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dinukil dari Atlas Obscura, petilasan Raja Namrud terdapat berupa benteng berada di kaki Gunung Hermon. Sempat dikuasai Pasukan Salib, membuat benteng itu terus diperkuat untuk bertahan dari serangan pasukan Sultan Saladin. Lokasinya yang berada di Dataran Tinggi Golan bagian utara, memang strategis untuk mengawasi wilayah Levant (Suriah, Yordania, Israel, hingga Palestina).

Selama Perang Salib, wilayah Levant menjadi penuh sesak dengan kastil, yang dibangun oleh Pasukan Salib yang putus asa untuk mempertahankan wilayah mereka dari tekanan pasukan Saladin yang tangguh.

Simbol singa Mam;uk di Benteng Raja Namrud. Foto: Isaac Schultz/Atlas Obscura

Pada 1192, di masa Perang Salib Ketiga, usai secara signifikan mengusir Pasukan Salib, setahun kemudian Saladin wafat. Keponakannya, Al-Aziz Othman menggantikannya. Ia berencana memperbesar kastel Raja Namrud di atas tebing di Dataran Tinggi Golan untuk melindungi Tanah Suci Yerusalem. Sebelum Pasukan Salib memasuki Palestina, ia berharap bisa menahannya sejak dari Golan.

Perkiraan Othman benar. Tentara Salib tidak lama-lama pergi, dan benteng itu diperintahkan segera — dibangun antara 1227 dan 1230 — untuk mengantisipasi kembalinya pasukan Kristen di bawah Frederick II, Kaisar Romawi Suci.

Benteng itu berhasil bertahan dari serangan kaum Frank, serta serangan-serangan selanjutnya di bawah Raja Louis IX dari Perancis. Meskipun benteng ini tangguh, Benteng Raja Namrud akhirnya berhasil dikuasai oleh orang-orang Mongol, sebelum akhirnya diambil alih para Sultan Dinasti Mamluk.

Di bawah kendali para Sultan Mamluk dari bangsa Baibar, Benteng Raja Namrud diperluas lagi. Dinasti ini meninggalkan prasasti-prasasti Arab yang memuji Suku Baibars – lengkap dengan simbol singa Baibar. 

Benteng Raja Namrud merupakan benteng terbesar peninggalan abad pertengahan di wilayah Israel. Foto: Isaac Schultz/Atlas Obscura

Benteng Terbesar

Benteng Raja Namrud adalah kastel terbesar dari Abad Pertengahan yang tersisa di wilayah tersebut. Pengepungan Acre pada 1291 oleh Saladin, mendesak Tentara Salib keluar dari Acre atau Akko. Usai peperangan besar benteng itu pernah terlantar berabad-abad 

Namun posisi strategis Benteng Raja Namrud itu tak bisa diabaikan. Terhitung, Kesultanan Turki Ottoman dan Prancis pernah menggunakannya untuk memadamkan perlawanan bangsa Arab dan Druze. Pasukan Suriah juga pernah menggunakannya untuk bertahan dalam Perang Enam Hari melawan Israel.

Saat ini, kastil berada di bawah kendali layanan taman nasional Israel. Penghuni yang tak terusir adalah hyrax – tampak seperti tikus namun kerabat dekat gajah. Hewan-hewan itu tinggal di sela-sela bebatuan benteng.

Bila ingin menyambangi Benteng Raja Namrud, sebaiknya menggunakan mobil – meskipun bisa diakses dengan kereta api dan bus dengan transit di Kiryat Shmona. Di sekeliling benteng terdapat sejumlah desa Druze, dan hanya beberapa mil di sebelah barat terdapat reruntuhan kuil Yunani, Hermon Spring. 

Benteng Raja Nimrod dengan lokasi yang tinggi sangat strategis untuk membendung musuh yang ingin menjangkau Yerusalem. Foto: @labriooot

Dibutuhkan sekitar satu setengah jam untuk berkeliling kastel, yang membentang di sepanjang puncak Gunung Hermon.

Pada musim panas, Taman Nasional Benteng Raja Namrud buka pada hari Minggu hingga Kamis dan Sabtu mulai pukul 08.00 hingga 17.00. Pada musim dingin, taman ini buka mulai hari Minggu hingga Kamis dan Sabtu mulai pukul 08.00 hingga 16.00. Kastel ditutup satu jam dari jam tutup normal pada hari Jumat. Tiket adalah 22 shekel untuk dewasa dan 9 shekel untuk anak-anak.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus