Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Pesta lampion menjadi salah satu daya tarik wisata di Taiwan.
Pesta lampion menandai berakhirnya perayaan tahun baru Imlek.
Unggulan wisata lain di awal musim semi pada Februari adalah bunga sakura.
EMBUSAN udara musim dingin tak menyurutkan minat wisatawan memadati ruas jalan di Shifen Old Street, Distrik Pingxi, Taiwan, pada Kamis, 13 Februari 2025. Di tengah suhu 17 derajat Celsius pada siang itu, turis dari berbagai negara datang untuk sekadar berjalan-jalan atau menerbangkan lampion ke udara yang bertulisan doa serta harapan mereka di tahun ular.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saya bersama sejumlah wartawan dari Jakarta ikut mencicipi pengalaman menarik ini. Di tengah hujan gerimis, setelah turun dari bus, kami bersicepat menembus Shifen Old Street yang dipadati manusia. "Shifen daerah yang terkenal di kalangan turis untuk menerbangkan lentera," ujar Maskun Aslim, pemandu wisata yang menemani kami selama di Taiwan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di sini, ada pasar yang terkenal karena letaknya di sisi kanan dan kiri rel kereta. Toko-toko berjajar menjual lampion yang dibanderol dengan harga mulai dari NTD 100 atau sekitar Rp 49.700. Pengunjung bisa pula melintasi rel kereta dan menikmati atmosfernya sambil berbelanja suvenir hingga makanan ringan, seperti bubble tea, cumi goreng, atau sosis ala Taiwan yang gurih.
Turis menerbangkan lampion yang bertuliskan doa dan harapan di Shifen Old Street, Taiwan, 13 Februari 2025. Tempo/Dewi Rina Cahyani
Jalur kereta api di Shifen Old Street masih beroperasi. Jalur kereta ini, kata Maskun, awalnya dibangun untuk mengangkut batu bara. Kini ruas itu menjelma menjadi salah satu stasiun kereta terpopuler di jalur Pingxi. Kereta api yang melaju kencang menambah pesona Shifen Old Street sekaligus menjadikannya tempat berfoto yang cantik.
Siang itu, saya bersama dua rekan wartawan mendapat satu lampion untuk diterbangkan bersama. Saya menuliskan harapan agar tahun ini sehat dan bahagia. Rekan saya, Taufiq, berharap agar tim sepak bola yang ia dukung bisa menjadi juara nasional. Teman yang satu lagi, Aziz, berdoa agar anak-anaknya menjadi orang yang sukses kelak.
Lampion terbuat dari kertas kaligrafi Cina berbentuk pentagonal dan diberi rangka bambu. Biasanya, kertas lampion berwarna merah perlambang kebahagiaan. Bahan bakar lampion berasal dari pembakaran kertas fu yang sudah dilumuri minyak sehingga menghasilkan udara panas. Untuk menerbangkannya dibutuhkan waktu 8 menit, dengan ketinggian jelajah hingga 500 meter dari permukaan tanah. Setelah bahan bakar habis, lampion akan jatuh ke tanah.
Festival lentera yang diadakan di Taoyuan, Taiwan, 11 Februari 2025. Tempo/Dewi Rina Cahyani
Lantaran rel masih digunakan, Maskun, yang berasal dari Palembang, Sumatera Selatan, berpesan agar kami mewaspadai kereta yang lewat. Bergantian dengan turis lain, kami menunggu hingga rel benar-benar kosong karena lampion diterbangkan di tengah jalur kereta api.
Sepekan sebelum kami datang, kata Maskun, seorang turis perempuan dari Filipina jatuh di rel saat sedang dilewati kereta. Beruntung ia selamat, meski menderita sedikit lecet. Oleh pemerintah Taiwan, turis itu dikenai denda karena memasuki jalur kereta yang sebenarnya dilarang.
Tradisi melepaskan lampion ke udara di Kota Pingxi telah berlangsung selama berabad-abad. Dulu, lampion digunakan sebagai alat komunikasi di antara penduduk yang tinggal dan bekerja di industri kereta api. Kini para pengunjung melukis harapan mereka dengan kaligrafi sebelum melepaskan lampion ke langit.
Pesta lampion menandai berakhirnya perayaan tahun baru Imlek yang jatuh pada hari ke-15 bulan pertama tahun baru penanggalan Cina. Untuk merayakannya, Taiwan menggelar pesta lampion besar-besaran yang telah berlangsung sejak 36 tahun lalu di berbagai kota.
Sebelum ke Shifen Old Street, kami menyaksikan megahnya pesta lampion di Kota Taoyuan. Festival dibuka pada Rabu, 12 Februari 2025, dan berlangsung selama 13 hari hingga Selasa, 25 Februari 2025.
Berbeda dengan lampion berbahan kertas, pada festival, lentera bahan yang digunakan adalah lampu hias berbentuk aneka rupa dan warna-warni. Wakil Kepala Badan Administrasi Pariwisata Taiwan Lin Hsin Jen mengatakan tahun ini festival lentera digelar dengan tema "Infinity Paradise" atau surga tak terbatas.
Turis menuliskan doa dan harapannya sebelum menerbangkan lampion di Shifen Old Street, Taiwan, 13 Februari 2025. Tempo/Dewi Rina Cahyani
Terinspirasi oleh tahun ular, lampion utama didesain seniman Akibo Lee. Konsepnya menggabungkan simbol infinity, bola, dan bentuk geometris. Desain megah dan penuh makna menjadikan lampion utama berlambang infinity itu sebagai daya tarik utama festival.
Lin mengatakan festival lentera atau lampion merupakan event pariwisata terbesar di Taiwan. Gelaran ini ditargetkan bisa menarik banyak wisatawan asing ataupun lokal. "Kami juga menyebut event ini seperti Disneyland tanpa roller coaster," ujar Lin ketika ditemui di Taoyuan pada Selasa, 11 Februari 2025.
***
Saat pandemi Covid-19, Taiwan termasuk negara yang menerapkan aturan pembatasan paling ketat di dunia. Setelah aturan itu dicabut pada Oktober 2022, jumlah turis anjlok hingga hanya ratusan ribu orang. Setelah itu, Taiwan berupaya menarik turis besar-besaran.
Sering dijuluki sebagai Jepang versi mini, Taiwan memoles sejumlah tempat wisata dan menggelar bermacam festival guna memikat wisatawan. Tahun ini pemerintah menargetkan angka kunjungan turis mancanegara sebanyak 10 juta orang. Pada 2024, jumlah turis yang datang ke Taiwan lebih dari 7 juta orang. Dari jumlah tersebut, target turis dari Indonesia ke Taiwan pada tahun lalu 250 ribu orang.
Selain pesta lampion, wisata unggulan pada awal musim semi pada Februari untuk menggaet turis adalah menikmati bunga sakura. Bunga berwarna merah jambu dan putih itu bermekaran di banyak lokasi.
Ada dua jenis sakura di Taiwan. Sakura gunung, yang jenisnya berbeda dengan di Jepang, bersemi sejak Januari hingga Februari. "Sakura yang saat ini sudah mekar, kelopaknya lebih kecil dan warnanya lebih merah," tutur Maskun.
Pada Maret hingga April, jenis sakura yang akan mekar berbeda. Sakura jenis ini sama dengan yang tumbuh di Jepang. Kelopaknya besar-besar dan warnanya putih.
Bunga sakura bermekaran di Kuil Wuji Tianyuan, Tamsui, Taiwan, 10 Februari 2025. Tempo/Dewi Rina Cahyani
Kami mengunjungi Kuil Tamsui Wuji Tinyuan di Distrik Tamsui pada Senin pagi, 10 Februari 2025, untuk menikmati kecantikan sakura. Selain turis asing, penduduk lokal turut menyambut keindahan sakura.
Saat kami datang, Kuil Tamsui sudah dipadati pengunjung sejak pagi. Ada yang datang bersama teman dan keluarga. Banyak pula rombongan wisatawan yang menggunakan bus. Seperti di Jepang, orang-orang Taiwan juga sangat senang menyambut sakura yang hanya mekar selama 10 hari ini.
Area di Kuil Tamsui terbagi menjadi dua zona utama yang masing-masing ditanami dua jenis sakura. Di area belakang kuil, terdapat sakura gunung atau Prunus campanulata khas Taiwan. Bunga ini memiliki tiga warna, yaitu merah muda, putih, dan merah peach, yang menciptakan lapisan warna yang kaya. Sakura gunung bisa dinikmati sejak Januari hingga akhir Februari.
Bunga sakura bermekaran di Kuil Wuji Tianyuan, Tamsui, Taiwan, 10 Februari 2025. Tempo/Dewi Rina Cahyani
Di sekitar halaman depan kuil, tumbuh sakura Yoshino dari Jepang, yang memiliki kelopak tunggal berwarna putih. Biasanya, saat sakura Yoshino mencapai puncak mekarnya, itulah waktu ketika Kuil Tamsui dipadati oleh para pengunjung yang ingin menikmati keindahan bunga. Sakura Yoshino akan mekar pada pertengahan Maret dan berakhir pada April.
Tak hanya di Kuil Tianyuan, ada sejumlah tempat lain untuk menikmati sakura. Dilansir dari situs web news.immigration.gov.tw, sakura juga mekar di Yangmingshan National Park di Taipei, Lala Mountain Enlai Farm di Taoyuan, Hsinchu Sima Kusi, Yilan Ma Gao Ecological Park, dan lain-lain.
Setelah dua jam menikmati keindahan sakura, Maskun mengingatkan bahwa restoran tempat kami akan bersantap siang sudah menunggu. Membayangkan kelezatan menu oriental membuat perut makin keroncongan. Pada pukul 11.00, bus pun melaju membawa kami meninggalkan kuil menuju destinasi lain. ●
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo