Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Cerita Kedai Kopi di Yogyakarta Cari Bahan Baku dan Mampu Jual Lebih 6 Ton Kopi Sebulan

Di antara ratusan kedai kopi yang tersebar, mungkin bisa dihitung dengan jari, kedai kopi yang bisa meneguk keuntungan menggiurkan.

28 Januari 2023 | 17.12 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Usaha kedai kopi di Yogyakarta saat ini telah begitu menjamur. Di antara ratusan kedai kopi yang tersebar di lima kabupaten/kota se-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) itu, mungkin bisa dihitung dengan jari, mana saja kedai kopi yang benar benar bisa meneguk keuntungan menggiurkan dari bisnis ini.

Kedai Kopi juga Layani Pengolahan Biji Kopi

Salah satu kedai kopi yang masih eksis dan moncer di Yogyakarta adalah Space Roastery, yang lokasinya sedikit tersembunyi di ruas Jalan Magelang atau Jamal, seberang Gedung TVRI, Sinduadi, Mlati Sleman Yogyakarta. Tak hanya bergerak penjualan minuman kopi jadi melalui dua cabang kedainya di Yogya, Space Roastery yang berdiri sejak 2016 itu juga bergerak di bidang pengolahan biji kopi untuk dijual ke konsumen atau kafe lainnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Dalam sebulan saat ini, kami bisa mengolah lebih dari enam ton biji kopi robusta untuk dijual," kata General Manager Space Roastery, Slamet Kurniawan di Yogyakarta, Kamis, 26 Januari 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Slamet menuturkan, biji kopi yang diolah Space Roastery didatangkan dari berbagai koperasi petani kopi di Indonesia. Mulai dari Flores, Papua, Gayo Aceh, sampai Lintong Sumatera Utara. Selain diolah dan dijual langsung dalam bentuk minuman, sebagian lagi dijual dalam bentuk biji belum digiling dan bubuk kemasan siap seduh.

"Khusus untuk Robusta, kami datangkan dari petani kopi di Temanggung Jawa Tengah," kata Slamet. 

Cari Biji Kopi di Temanggung

Bukan tanpa alasan, Temanggung jadi pilihan pemasok bahan baku utama kopi para pemilik kedai kopi di tanah air termasuk Space Roastery ini karena sejumlah faktor. Pertama, pasokan kopi dari Temanggung yang paling bisa memenuhi permintaan pasar secara kuantitas. 

Kedua, secara quality control, pasokan kopi dari Temanggung sudah bisa diandalkan kesiapan standar pemgolahannya. Sehingga pengguna tak perlu khawatir untuk menjaga konsistensi rasa atau mengantisipasi munculnya cacat rasa pada kopi seperti bau tanah atau kayu.

Penggilingan biji kopi yang merangkap kedai kopi di Space Roastery Yogyakarta. TEMPO | Pribadi Wicaksono.

"Secara rasa untuk varian Robusta antardaerah sebenarnya mirip-mirip, yang ciri utamanya lebih kuat dari Arabika," kata dia. "Hanya kelebihan bahan dari pasokan Temanggung ini, kami bisa mendapat varian lebih unik, sehingga ada kopinya yang mengandung sensasi rasa coklat, kacang-kacangan, juga cengkeh." 

Slamet mengatakan, sejak berdiri 2016 silam, pihaknya terus berinovasi menciptakan produk baru dari kopi yang didatangkan dari berbagai daerah. Salah satu roasting yang jadi primadona dan termahal harganya di Space Roastery misalnya yang diberi nama Halu Pink Banana yang per 200 gram-nya dibanderol Rp 150 ribu.

Kata Halu berasal dari asal kopi itu yakni Gunung Halu di Jawa Barat sedangkan kata pink dari spektrum warna kopi tersebut, dan banana merujuk sensasi rasa mirip aroma pisang yang keluar dari kopi itu. Menurut Slamet, untuk eksis dalam bisnis kopi ini seiring makin ketatnya persaingan, perusahaannya merilis setidaknya dua hingga tiga produk baru setiap bulan. Baik dalam bentuk biji kopi, merchandise maupun kopi kemasan. 

"Kami tak hanya berjualan langsung, tapi juga merambah pasar digital atau e-commerce untuk menjangkau pasar lebih luas," kata Slamet.

Bekerja Sama dengan E-Commerce

Bahkan, ujar Slamet, dari kanal digital itu, bisa dikatakan menyumbang kontribusi hampir separo dari total omset penjualan Space Roastery. Misalnya di salah satu e-commerce, Tokopedia, yang pengikut Space Roastery mencapai 17 ribuan pengguna, Slamet mengatakan  setiap bulannya rata rata ada 400-an pembeli baru bertransaksi dari kanal itu. "Rata-rata ada 2.000 - 3.000 pesanan pembelian kopi masuk setiap bulannya dari Tokopedia saja," kata dia.
 
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Tokopedia Rizky Juanita Azuz mengatakan pihaknya mencatat produk kopi yang populer di Provinsi DI Yogyakarta adalah kopi kemasan dan kopi bubuk. "Untuk wilayah dengan transaksi produk kopi paling populer tingkat kecamatan ada di Banguntapan dan Sewon (Kabupaten Bantul), Depok dan Ngaglik (Kabupaten Sleman), dan Umbulharjo (Kota Yogyakarta)," kata dia.

PRIBADI WICAKSONO

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus