Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Magelang - Menyambut Hari Raya Waisak, sejumlah biksu melakukan ritual thudong atau mengembara dengan berjalan kaki dari Thailand menuju Candi Borobudur, Indonesia. Selama melakukan perjalanan ibadah tersebut, para biksu banyak mengalami rintangan dan cobaan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Seorang biksu asal Cirebon, Indonesia yang mengikuti thudong dari Thailand, Bhante Kanthadammo mengatakan semula jumlah biksu yang berangkat dari Nakhon Si Thammarat Thailand pada 25 Maret 2023 ada 35 orang. Jumlah peserta thudong pertama kali, yakni 33 orang biksu dan dua orang lainnya dari umat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Tetapi dalam perjalanan, sewaktu berada di Kota Klang, Malaysia, ada 1 bhante yang cedera," kata Kanthadammo yang akrab disapa Wawan di Taman Aksobya, Borobudur, Rabu, 1 Juni 2023.
Menurut Wawan, bhante tersebut tetiba jatuh dan membentur benda keras dalam perjalanan menuju Indonesia. Biksu tersebut mengalami cedera di bagian kepala akibat terbentur saat terjatuh sehingga harus dirawat di rumah sakit sementara," ujarnya.
Perjalanan menuju Candi Borobudur pun ditempuh dengan para Biksu yang tersisa. Namun, di luar dugaan, biksu yang cedera itu kembali berkumpul dan akan ikut memperingati Waisak di Candi Borobudur.
Biksu yang cedera tersebut diterbangkan dari Thailand ke Indonesia dan dijemput di Bandara Internasional Yogyakarta.
Bhante Wawan berangkat juga dari Thailand
Meski berasal dari Indonesia, saat melakukan thudong, Bhante Wawan berangkat ke Thailand dulu menggunakan pesawat. "Karena rencananya memang berangkatnya ramai-ramai ya dari sana, jadi tetap ke Thailand dulu," kata dia.
Sebagai seorang bhante yang baru pertama kali melakukan thudong, Wawan mengaku terharu dan bangga lantaran sikap toleransi begitu terasa di Indonesia. "Saya sendiri orang Indonesia, tetapi baru pertama perjalanan berjalan kaki sejauh ini, kalau ke Borobudurnya sudah beberapa kali," ujarnya.
Tak hanya itu, Wawan juga senang dengan adanya sambutan kesenian daerah seperti karawitan untuk para biksu yang berasal dari negara lain seperti Malaysia, Singapura dan Thailand. "Maka tadi kami beri 'hadiah' 100 ribu per anak, supaya mereka semangat dalam melestarikan kebudayaan Indonesia," kata dia.
Selama berada di Magelang, Wawan dan teman-temannya juga mendapat pelayanan dari masyarakat berupa pijat gratis dan pembasuhan kaki. "Luar biasa, dengan adanya terapi, pijat gratis dan pembasukan kaki dapat mengurangi resiko sakit karena kelelahan," ujarnya.
Ke depan, Wawan berharap kegiatan serupa thudong digelar lagi dengan Indonesia sebagai tuan rumahnya.
Setelah tiba di Magelng, para biksu akan mengikuti beragam kegiatan keagamaan. Puncaknya adalah perataan Tri Suci Waisak di Candi Borobudur pada 4 Juni 2023.
Pilihan Editor: 32 Biksu Thudong dari Thailand Akhirnya Menapaki Candi Borobudur
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.