Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Mataram - Jika di India ada Sungai Gangga, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, punya air terjun bernama Kerta Gangga. Keunikan air terjun ini adalah ketinggiannya mencapai 400 meter di atas permukaan laut dan terdiri dari dua tingkatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dua tingkatan pada air terjun Kerta Gangga masing-masing setinggi 30 meter. Sumber air terjun tersebut berasal dari Lokok Angkup. Lokok artinya sungai dan Angkup adalah nama seorang patih pada zaman Kerajaan Gangga yang pernah berdiri di desa setempat. Di musim hujan, aliran air terjun Kerta Gangga begitu deras dan indah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Air terjun Karta Gangga terletak di Desa Genggelang, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat atau NTB. Kepala Desa Genggelang, Almaududi mengatakan, air terjun Kerta Gangga sudah populer di kalangan wisatawan domestik dan macanegara. "Justru air terjun Kerta Gangga lebih dulu terkenal sebelum ada desa wisata," kaata pria yang biasa disapa Dodi kepada Tempo, Selasa 29 Desember 2020.
Bupati Lombok Utara Najmul Akhyar meresmikan Desa Wisata Genggelang pada Sabtu, 26 Desember 2020. Selain air terjun Karta Gangga, ada beberapa destinasi wisata lainnya di Desa Genggelang. Di antaranya kolam Tiu Pitu, air terjun Kerurak, air terjun Tiu Tibing, rumah pohon berugak, sampai wisata kebun kopi, durian, dan kakao. Kelompok Sadar Wisata Desa Genggelang menyatakan sepanjang 2019, sebanyak 60 ribu wisatawaan domestik dan wisatawan mancanegara datang ke sana.
Air terjun Kerta Gangga di Desa Genggelang, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara, NTB. Dok. Almaududi
Dalam bahasa Sasak, kolam Tiu Pitu berarti kolam air. Letaknya persis di bawah air terjun Kerta Gangga. Di situ terdapat tujuh kolam dari aliran sungai Loko Angkup. Ada lagi air terjun di bawah Tiu Pitu bernama air terjun Kerurak. Ketinggian tumpahan air terjun ini sekitar 15 sampai 20 meter. Sementara air terjun Tiu Tibing memiliki ketinggian 50 meter. Terdapat lima rumah pohon yang berbentuk berugak. Berugak merupakan tempat duduk-duduk di luar rumah khas Lombok dengan ketinggian empat meter di atas permukaan tanah.
Di atas hutan terdapat perkebunan kopi terbesar di NTB. Luasnya sekitar 6.000 hektare dengan jenis kopi Arabica dan Robusta. Tanaman kopinya begitu rendah seperti payung, sehingga pemetiknya sampai perlu merebahkan badan. Wisatawan bisa memetik sendiri durian di kebun maupun dari pohon yang sudah berbuah di pekarangan rumah penduduk Desa Genggelang. Jenis durian yang bisa dinikmati adalah durian Bowor, Bangkok, Kane, Musang King.
Dodi melanjutkan, Desa Genggelang juga punya kampung kakao. Wisatawan bisa mendapatkan informasi tentang budidaya kakao, belajar menanam, dan mengolah kakao sampai menjadi cokelat siap santap buatan lokal bernama Datu. Di desa tersebut terdapat 30 kelompok tani kakao yang mengelola 2.500 - 3000 hektare tanaman kakao. Aktivitas wisata yang bisa dilakukan di kebun kakao ini antara lain menanam, memetik, dan menyaksikan proses pengolahan kakao.
Rumah pohon berugak di Desa Genggelang, Kabupaten Lombok Utara, NTB. Foto: Almaududi
Bupati Lombok Utara Najmul Akhyar mengatakan wilayahnya memiliki destinasi wisata alam yang komplet dari perairan tawar berupa sungai dan air terjun, sampai pantai. Untuk wisata pantai, wisatawan dapat berkunjung ke Pantai Papak, Pantai Tebing, Pantai Karang Jurang, dan Pantai Mutiara. "Semua tempat ini bagus untuk menyelam," katanya.
Pada 2019, Raja Trengganu dari Malaysia pernah menyelam di sekitar Pantai Papak. Pantai ini terletak tiga kilometer dari Pantai Tebing yang berbentuk tebing bekas dampak letusan gunung Samalas -sebelum kemudian bernama Rinjani atau biasa disebut Rinjani Tua. Untuk destinasi wisata yang sudah populer di Kabupaten Lombok Utara adalah gugusan pulau kecil Gili Indah yang terdiri dari Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air.