Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO, Jakarta - Nama Ponari mungkin tidak asing lagi di telinga masyarakat. Dukun cilik asal Jombang ini pernah menggemparkan publik dengan kesaktian batu yang dimilikinya pada 2009 silam. Kini dikabarkan ia telah bertunangan. Pada 11 Januari 2020 lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kabar bahagia tersebut juga dibagikan oleh akun @lambe.turahid “Masih ingat dukun cilik asal Jombang gak? Sekarang dia udah gede, udah lamaran,” tulis nya dalam keterangan foto yang diunggah. Dalam foto, nampak Ponari dan pasangannya yang sedang menunjukan cincin pertunangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Unggahan yang berisi kabar bahagia tersebut sontak dibanjiri komentar dari warganet yang merasa bernostalgia saat mendengar nama Ponari. Meraka berkomentar dengan nada tidak menyangka sekaligus cemburu karena merasa dilangkahi olehnya.
“Ponari aja udah tunangan lah gua kapan,” tulis akun @ditaanggilia07. Hal serupa juga disampaikan akun @ozielzolie, ia menuliskan kecemburuannya mendengar kabar pertunangan Ponari “Dia udah lamaran aja, gw kapan,” tulisnya dibarengi emoji menangis.
Kegembiraan juga ikut dibagikan akun facebook Aminatuz Zuroh, yang merupakan pasangan dari Ponari. Ia mengunggah foto-foto momen bahagia saat dilamar dengan kekasihnya itu. Unggahan tersebut juga mendapat komentar dari beberapa sahabatnya yang ikut mendoakan kelancaran sampai hari H pernikahan.TEMPO/Dwi Narwoko
Ponari merupakan warga asal Kabupaten Jombang Jawa Timur, Dusun Kedung sari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh. Ia terkenal karena kemampuannya yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit dengan batu yang ia miliki.
dengan mencelupkan batu ke air, dan kemudian air itu diminum, dipercaya penyakit akan hilang. Kehebatannya ini membuat warga dari berbagai daerah datang berbondong-bondong untuk berobat kepadanya.
Batu ajaib yang dimilikinya bermula saat Desa tempat tinggalnya dilanda hujan deras disertai petir. Ponari yang saat itu masih duduk di kelas tiga sekolah dasar, ia pun bermain hujan dengan teman-temannya. Ia selamat dari sambaran petir dan mendapatkan batu saktinya tersebut.
M RYAN HIDAYATULLAH