Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Pada 2009 lalu, nama Ponari pernah menghebohkan karena kemampuannya mengobati berbagai penyakit dengan batu sakti yang dimilikinya. Kini dukun cilik itu sudah berusia 21 tahun dan resmi menikahi kekasihnya, Aminatus Zuhro pada 1 Agustus 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kabar pernikahan Ponari itu disampaikan akun Twitter @Info_Jombang pada Sabtu, 1 Agustus 2020. Akun itu juga membagikan foto pernikahan Ponari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di foto itu tampak Ponari mengenakan kemeja putih berbalut jas hitam lengkap dengan kopiah dan kalung dari rangkaian melati. Dia digandeng sang istri yang mengenakan kebaya putih berhiaskan bordir dan payet. Kepalanya ditutup kerudung berwarna senada dengan hiasan mahkota dan rangkaian melati.
Seperti kabar pertunangannya, pernikahan Ponari ini juga jadi perbincangan warganet. Nama Ponari bahkan sempat jadi trending topic Twitter. Sebagian warganet tak menyangka Ponari, yang dulu dikenal saat masih bocah itu sekarang sudah menikah.
"Kayanya waktu #Ponari lagi celup batu aku lebih gede deh. Lah skrg dia udah nikah, aku masih gini gini aja," tulis seorang warganet. Dulu, liat Ponari kecil masih maen batu. Sekarang #Ponari yang kecil udah nikah gw yang semakin tua masih maen batu," tulis warganet lainnya.Ponari semasa dikenal sebagai dukun cilik. TEMPO/Dwi Narwoko
Ponari merupakan warga asal Kabupaten Jombang Jawa Timur, Dusun Kedung sari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh. Ia terkenal sebagai dukun cilik karena kemampuannya yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit dengan batu yang ia miliki.
Hanya dengan mencelupkan batu ke air, dan kemudian air itu diminum, dipercaya penyakit akan hilang. Kehebatannya ini membuat warga dari berbagai daerah datang berbondong-bondong untuk berobat kepadanya.
Batu ajaib yang dimilikinya bermula saat Desa tempat tinggalnya dilanda hujan deras disertai petir. Ponari yang saat itu masih duduk di kelas tiga sekolah dasar, ia pun bermain hujan dengan teman-temannya. Ia selamat dari sambaran petir dan mendapatkan batu saktinya tersebut.