Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seleb

Fajar Alfian, Sang Kapten Piala Thomas Indonesia, Pernah Diremehkan Gurunya

Fajar Alfian yang didapuk jadi kapten Piala Thomas Indonesia mengungkapkan pernah diremehkan gurunya saat SMA karena sering bermain bulu tangkis.

4 Mei 2024 | 21.44 WIB

Fajar Alfian. Foto: Instagram.
Perbesar
Fajar Alfian. Foto: Instagram.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kapten Piala Thomas Indonesia, Fajar Alfian menyumbang poin kemenangan bersama pasangannya, Muhammad Rian Ardianto melawan Taiwan di babak semifinal Piala Thomas 2024 di Chengdu, China, Sabtu, 4 Mei 2024. Di partai kedua, Fajri, julukan mereka, berhasil mengkandaskan peraih medali emas Olimpiade Tokyo, Lee Yang/Wang Chi Lin dalam tiga pertarungan yang ketat tiga gim, 16-21 21-19 21-18.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kemenangan Fajri memberikan skor 2-0 sebelum disempurnakan pada partai ketiga, lewat perjuangan Jonatan Christie vs Wang Tzu Wei dua gim langsung. Skor pun 3-0 dan langsung mengantarkan Indonesia masuk final ketiga kalinya berturut-turut, mendampingi tim Piala Uber yang mengejutkan berhasil menekuk sang juara bertahan, Korea Selatan dengan 3-2. 

Fajar Alfian Ungkap Pernah Diremehkan Gurunya Saat SMA

Keberhasilan Fajar Alfian yang didapuk menjadi kapten, membuat harapan dibebankan di pundaknya. Ia harus dapat membawa teman-temannya bertanding dan membawa Piala Thomas kembali diboyong Indonesia. Harapan yang besar ini sekaligus mematahkan keraguan gurunya saat duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA). 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Lewat unggahan kompilasi foto dan video di Instagram Story dan akun TikToknya pada 13 April 2024, Fajar menceritakan pernah diragukan guru SMAnya. Ia mengunggah fotonya berseragam SMA tengah berdiri di selasar sekolah. Wajahnya tersenyum melihat kamera. Di sampingnya seorang guru yang dikenali dari baju batiknya. 

Fajar Alfian saat SMA. Foto: TikTok.

Di atas video itu, Fajar menuliskan percakapan lamanya dengan sang guru, sepuluh tahun lalu. "Mau jadi apa kamu latihan badminton setiap hari, emang bisa menjamin masa depan??" tanya sang guru kepadanya. 

Di keterangan unggahan, Fajar mengakui ia kesal dengan pertanyaan gurunya waktu itu yang dirasakan telah meremehkannya. "Tapi kita ambil positifnya bahwa omongan guru waktu SMA itu adalah memotivasi saya buat berkembang sampai sekarang," tulis Fajar yang melamar kekasihnya, Firly Assyifa Camilien pada Februari lalu itu. 

Juara All England Dua Kali

Pada video itu juga diperlihatkan perubahan sepuluh tahun kemudian saat ia bersama Muhammad Rian Ardianto naik ke podium untuk menerima medali dan hadiah uang dari turnamen BWF Superseries1000 All England 2024. Menjuarai All England 2024 merupakan ulangan dari tahun lalu. 

Fajar mengaku belum puas meski sudah berhasil membuktikan dari hobinya bermain bulu tangkis, ia menuai kesuksesan, membawanya keliling dunia, dan pernah berada di peringkat pertama dunia. Bahkan kini, ia menjadi tulang punggung dan harapan Indonesia membawa pulang Piala Thomas ke-15 kalinnya. "Saya mau terus berkembang untuk maju lagi tapi setidaknya keahlian seseorang gak hanya di bidang pendidikan saja. Bisa juga dari olahraga, seni, ataupun yang lainnya," tulis Fajar

Semangat Fajar, bawa pulang Piala Thomas besok, dan siap bertarung di Olimpiade Paris 2024 untuk membawa medali emas.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus