Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah festival yang ditujukan untuk melestarikan permainan tradisional pemuda setempat digelar oleh Pemerintah Desa Koto Marapak, Kecamatan Pariaman Timur, Kota Pariaman, Sumatera Barat. Festival itu adalah festival Layang-layang Danguang Tagak Tali.
"Kegiatan ini merupakan tradisi yang dilaksanakan di Pariaman khususnya di Desa Koto Marapak," kata Wali Kota Pariaman Genius Umar, Rabu, 10 Maret 2021.
Layang-layang Danguang Tagak Tali agak berbeda dengan layang-layang pada umumnya. Layang-layang itu memiliki pita yang dapat menimbulkan bunyi dengung yang khas sehingga disebut dengan layang-layang dengung atau 'danguang'.
Sedangkan 'tagak tali' yaitu benang layang-layang terbentuk bergaris lurus karena posisi antara layang-layang yang sedang berada di udara dengan pemainnya yang berada di daratan sama lurus.
Umar mengayakan festival tersebut tidak saja dapat melestarikan kearifan lokal namun juga marupakan potensi wisata yang dapat mendatangkan kunjungan wisatawan. "Ini merupakan atraksi wisata dan masuk ke dalam agenda wisata di Kota Pariaman," ujarnya.
Lebih jauh lagi, kata Umar, festival itu merupakan bentuk rasa syukur warga dengan hasil panen padi.
Ia mengajak wisatawan untuk melihat festival tersebut. Kegiatannya dilakukan selama satu bulan penuh dengan menerapkan protokol kesehatan.
Ketua Pelaksana Festival Layang-layang Danguang Tagak Tali Indra Gustian mengatakan festival itu diisi oleh lomba layang-layang yang pesertanya terbuka untuk umum. "Hadiah utamanya satu ekor sapi dan tropi, lalu juga ada tabanas untuk juara atau peringkat dua hingga 10," kata dia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini