Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Gunung Kidul Miliki Potensi Wisata Alam Karst Terbaik di Indonesia

Potensi alam Gunung Kidul yang kaya menjadi salah satu andalan wisata DIY.

6 November 2021 | 06.36 WIB

Wisatawan bersorak gembira usai menyusuri sungai di Gua Pindul di Desa Bejiharjo, Karangmojo Kabupaten Gunung Kidul, DI Yogyakarta, 30 Juli 2016. Dalam wisata tersebut, wisatawan ditawarkan edukasi mengenai bentukan gua khas kawasan karst dan berbagai ornamen di dalamnya, seperti batu krsital, 'moonmilk', stalaktit, dan stalagmit. TEMPO/Fardi Bestari
Perbesar
Wisatawan bersorak gembira usai menyusuri sungai di Gua Pindul di Desa Bejiharjo, Karangmojo Kabupaten Gunung Kidul, DI Yogyakarta, 30 Juli 2016. Dalam wisata tersebut, wisatawan ditawarkan edukasi mengenai bentukan gua khas kawasan karst dan berbagai ornamen di dalamnya, seperti batu krsital, 'moonmilk', stalaktit, dan stalagmit. TEMPO/Fardi Bestari

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kabupaten Gunung Kidul menjadi satu-satunya wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang memiliki potensi bentang alam batuan karst. Tak sedikit berbagai bentang alam karst Gunung Sewu di Gunungkidul itu menjadi bagian kekayaan wisata alam unik yang memperkuat daya tarik kawasan itu, bahkan masuk cagar geopark yang diakui UNESCO seperti lembah Karst Mulo.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Tak hanya itu, sebagian besar wisata alam populer Gunungkidul tak bisa lepas dari wajah karst-nya, mulai dari Gunung Api Nglanggeran, Gua Pindul dan lainnya. “Gunung Kidul merupakan wilayah karst kedua terbaik di Indonesia," kata Wakil Gubernur DIY Paku Alam X di Yogyakarta, Jumat, 5 November 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kawasan Karst Gunung Sewu selama ini merupakan kawasan lindung geologi. Selain berfungsi sebagai tempat penyimpanan air, karst berperan sebagai penyerap karbondioksida karena adanya proses pelarutan batu gamping atau disebut karstifikasi.

Kerusakan bentang alam karst akibat ekspansi pembangunan bisa berdampak pada berkurangnya fungsi karst sebagai penyerap karbon. "Dengan kondisi kekayaan karst Gunung Kidul itu, jangan sampai dengan alasan wisata sampai merusak karst yang merupakan warisan geoheritage itu,” ujar Paku Alam.

Sebaliknya, Paku Alam menuturkan, dengan potensi alamnya yang kaya dan menjadi salah satu andalan wisata DIY, Gunung Kidul dinilai masih perlu pembenahan, khususnya dalam aksesbilitas agar makin memudahkan mobilitas masyarakat dari berbagai penjuru.

Mengingat Gunung Kidul lokasinya berada lebih tinggi dan diapit Kabupaten Sleman dan Bantul, Paku Alam mendorong ada kerjasama lintas kabupaten dalam ketersediaan sarana dan prasarana serta akses transportasi lebih tertata. Sebab, selama ini masyarakat termasuk wisatawan sebagian besar masih mengetahui akses ke Gunung Kidul hanya dari jalur utama, yakni Piyungan.

“Misalnya selain lewat dari Piyungan, masyarakat bisa lewat daerah Gading atau daerah Panggang,” kata Paku Alam. "Perluasan akses ini salah satu faktor penting membawa Gunung Kidul ke taraf destinasi kelas dunia".

Wakil Bupati Gunung Kidul Heri Susanto menyampaikan potensi di Gunungkidul sangat besar, terutama di sektor pariwisata. Dalam kaitan Gunung Kidul menjadi wisata kelas dunia, membutuhkan tata ruang yang mampu mengakomodasi.

Adanya jalur jalan lintas selatan atau JJLS yang dibangun saat ini menjadi potensi yang akan mengubah wajah pariwisata Gunung Kidul di masa depan. "Potensi ini masih harus diberdayakan dan diupayakan agar mampu memberi manfaat dan menyejahterakan masyarakat," kata Heri.

Ninis Chairunnisa

Ninis Chairunnisa

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus