Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Museum Gedung Sate Bandung tergolong baru. Selama setahun ini sejak dibuka, tercatat hampir 150 ribu orang datang berkunjung. Apa saja keistimewaan museum di dalam gedung kantor pemerintah provinsi Jawa Barat itu?
Baca juga: 48 Museum Tampil di Festival Museum Gedung Sate, Intip Pamerannya
Tema pendirian museum ini untuk mengenalkan Gedung Sate sebagai bangunan cagar budaya. Isinya terkait sejarah, proses pembangunan, pemanfaatan, yang ditampilkan dengan paduan teknologi digital.
Museum itu ulang tahun perdana pada 8 Desember 2018. “Pencetusnya almarhum Ruddy Gandakusumah,” kata Kepala Biro Umum Pemerintah Provinsi Jawa Barat Iip Hidajat, Jumat malam di acara pembukaan festival Museum Gedung Sate, 15 Maret 2019. Ruddy saat itu Kepala Biro Humas, Protokol dan Umum Setda Jabar.
Museum Gedung Sate Bandung dibalut teknologi digital. (Dok.Museum Gedung Sate)
Menurut Iip selama setahun dibuka, jumlah pengunjung Museum Gedung Sate Bandung mencapai 148.134 orang. Menurutnya itu jumlah yang besar untuk sebuah museum. “Kami memanfaatkan teknologi untuk menarik minat pengunjung,” ujarnya.
Museum itu memiliki bioskop mini untuk mengenalkan sejarah pembangunan Gedung Sate. Kemudian ada teknologi Augmented Reality. Perangkat yang bisa dipakai ini akan membawa pengunjung ke masa silam dan seolah-olah hadir di tengah para pekerja Gedung Sate.
Sementara teknologi proyektor empat dimensi (4D) menampilkan gambar Gedung Sate dalam tampilan empat dimensi. Gedung yang dirancang oleh J.Berger itu mulai dibangun 1920 dan rampung empat tahun kemudian. Bertingkat tiga, luas total lantainya 8.000 meter persegi.
Suasana pengunjung di dalam Museum Gedung Sate Bandung. (foto2 Prima Mulia/TEMPO)
Pengunjung yang ingin datang diminta membuat pemesanan di website museum. Buka setiap hari kecuali Senin dan tanggal merah. Jam buka dari pukul 09.30-16.00 WIB. Pengunjung dikenai tarif masuk Rp5 ribu per orang.
Di dalam museum, pengunjung dibebaskan mengambil foto tanpa flash atau lampu kilat. Dari museum, pengunjung pub bisa berkoordinasi dengan petugas untuk tur Gedung Sate.
Adapun larangan bagi pengunjung seperti membawa makanan, minuman, ke dalam museum. Barang bawaan seperti itu bisa dititipkan ke petugas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini