Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

hiburan

Hinamatsuri, Tradisi dan Harapan untuk Anak Perempuan dalam Budaya Jepang

Hinamatsuri atau hari boneka merupakan festival anak perempuan dalam budaya Jepang yang diadakan setiap tanggal 3 Maret.

3 Maret 2024 | 19.59 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Hinamatsuri atau hari boneka merupakan festival anak perempuan Jepang yang diadakan setiap tanggal 3 Maret. Festival budaya Jepang ini akan dirayakan dengan berbagai makanan, lagu, hingga pertunjukan boneka khusus.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perayaan ini merepresentasikan gadis-gadis muda Jepang yang bermain boneka dengan meniru peran sosial di kerajaan tradisional Jepang. Memparodikan peran kaisar dan permaisuri (atau bangsawan tingkat tinggi lainnya) musisi, penjaga, dan dayang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Atas dasar keidentikannya dengan anak perempuan, boneka lantas menjadi simbol dari perayaan ini. Di sisi lain, Hinamatsuri mengandung makna penghormatan terhadap pertumbuhan anak perempuan menjadi perempuan dewasa yang telah masuk ke dalam anggota masyarakat sepenuhnya.

Boneka Hinamatsuri  meniru peran kaisar, permaisuri, dan peran di istana lainnya untuk memohon kemakmuran dan keberuntungan serta menunjukan hubungan erat antara rumah tangga dan negara dalam budaya tradisional Jepang.

Festival Hinamatsuri terinspirasi oleh tradisi periode Heian (794-1185 M) dalam sejarah Jepang. Pada hari Mi (ular) dalam kalender lunar, merupakan tradisi untuk melakukan ritual penyucian, serta mengantarkan keberuntungan dan kesehatan sepanjang sisa tahun tersebut.

Selain mempersembahkan makanan dan doa kepada para dewa, boneka juga digunakan untuk menghalau nasib buruk, kotoran, dan kemalangan dalam hidup seseorang.

Unsur-unsur praktik periode Heian ini dihidupkan kembali selama periode Edo (1603-1868 M) namun dikontekstualisasikan kembali sebagai perayaan Hinamatsuri, selama bertahun-tahun Hinamatsuri terus berubah dan beradaptasi dengan budaya saat ini, namun tetap memaknai utuh   sejarah Jepang. Boneka-boneka dalam pameran budaya Jepang ini dibuat pada tahun 1950-an namun menggambarkan bangsawan dari 1000 tahun yang lalu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus