Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hearts2Hearts, girl group terbaru dari SM Entertainment, baru saja memulai debut mereka dengan antusiasme besar pada 24 Februari lalu. Sebagai girl group pertama yang diperkenalkan setelah aespa, kehadiran mereka langsung menyita perhatian. Namun, di tengah euforia penggemar, kontroversi menyeret salah satu anggotanya yaitu Ian yang dituduh memiliki masa lalu yang bermasalah.
Tuduhan Ian Hearts2Hearts Lakukan Perundungan di Masa Sekolah
Tak lama setelah debut Hearts2Hearts, unggahan anonim mulai beredar di media sosial. Seorang pengguna yang mengaku sebagai mantan teman sekelas Ian menuduhnya sebagai pelaku perundungan dan perilaku agresif di masa lalu. Unggahan tersebut, seperti dikutip dari Koreaboo, berbunyi: “Setelah menjalani hidup seperti sampah, kau masih berani debut? Aku sudah merasa kasihan pada para penggemarmu.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satu tuduhan paling serius menyebutkan bahwa Ian Hearts2Hearts pernah terlibat perkelahian saat masih di sekolah dasar. Saat marah, ia diduga melempar batu ke seorang siswa laki-laki, tapi batu itu malah menghancurkan akuarium di sekolah, menyebabkan air meluap dan membanjiri lantai pertama. Alih-alih menerima konsekuensi, menurut pengunggah, ibu Ian justru membuat keributan di ruang guru dan menuntut agar keluarga korban yang meminta maaf.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Unggahan anonim ini segera mendapat dukungan dari individu lain yang juga mengklaim sebagai mantan teman sekolah Ian. Orang kedua ini mengunggah foto-foto predebut Ian serta tangkapan layar percakapan yang diduga miliknya, meskipun tidak ada bukti langsung terkait insiden yang dituduhkan. Ketika penggemar Hearts2Hearts menuntut bukti lebih konkret, sang penuduh menanggapi dengan sarkasme, “Bukti macam apa yang kalian inginkan? Haruskah aku mengambil foto akuarium yang pecah saat itu dan menyimpannya sampai sekarang, padahal dulu anak SD jarang punya ponsel?”
Tanggapan ini memicu perdebatan sengit di media sosial. Beberapa netizen meragukan klaim tersebut karena kurangnya bukti yang kuat, sementara yang lain percaya bahwa latar belakang seseorang seharusnya menjadi pertimbangan sebelum mereka debut sebagai figur publik.
SM Entertainment Ambil Langkah Hukum
SM Entertainment akhirnya mengeluarkan pernyataan resmi pada 26 Februari 2025. Seperti dikutip dari Soompi, agensi ini menegaskan bahwa mereka telah memulai proses hukum terhadap penyebaran informasi palsu dan konten yang merugikan artis mereka.
“Halo, ini SM Entertainment. Kami telah mengidentifikasi adanya penyebaran informasi palsu, pernyataan yang mencemarkan nama baik, dan konten jahat yang menargetkan artis kami, Hearts2Hearts. Menanggapi hal ini, kami telah memulai prosedur hukum untuk mengatasi pelanggaran ini,” tulis mereka.
SM Entertainment menegaskan bahwa penyebaran rumor yang tidak terverifikasi maupun klaim yang dimanipulasi merupakan pelanggaran hukum. Agensi itu menyatakan akan mengambil langkah hukum secara tegas tanpa toleransi atau upaya penyelesaian terhadap tindakan ilegal semacam ini.
Penggemar Serukan E-mail Massal ke SM Entertainment
Di tengah kontroversi yang berkembang, sebelumnya, penggemar Hearts2Hearts, yang dikenal sebagai S2U (Hatchu), berinisiatif menggalang aksi mengirim e-mail massal ke SM Entertainment. Mereka menuntut tindakan lebih lanjut terhadap rumor dan komentar jahat yang menyerang Ian serta anggota lainnya, Yeon.
Di media sosial seperti Instagram, X, dan TikTok, ajakan ini ramai diperbincangkan. Salah satu unggahan yakni dari fanbase Indonesia, @hearts2hearts_idn, pada Rabu, 25 Februari 2025, berbunyi, “Ayo, mass email ke SM untuk melindungi duo maknae kita, Yeon & Ian! Belakangan ini, Ye-on dan Ian mendapat serangan berupa rumor palsu dan komentar jahat di media sosial. Sebagai Hatchu, kita nggak bisa diam saja! Kita harus menunjukkan bahwa kita mendukung mereka dan meminta SM Entertainment untuk mengambil tindakan hukum!“ tulis mereka.
Pengiriman e-mail massal ke SM Entertainment yakni melalui alamat [email protected] dan [email protected]. Mereka mengusulkan subjek e-mail bertajuk ‘Urgent Request for Action Regarding Malicious Comments Against Yeon’ untuk Yeon, serta ‘Request for Legal Action Regarding False Rumors’ untuk Ian, sebagai bentuk desakan agar agensi segera mengambil langkah hukum.
Selain Ian yang dituduh sebagai pelaku perundungan, Yeon juga menjadi sasaran komentar negatif. Netizen Korea menjulukinya sebagai ‘visual hole’ atau istilah yang merujuk pada anggota grup yang dianggap paling kurang menarik secara visual.
INSTAGRAM | SOOMPI | KOREABOO
Pilihan Editor: Hearts2Hearts Grup K-Pop SM Entertainment yang Baru Debut