Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Indonesia Hidden Heritage Week 2021, Festival Wisata Sejarah Budaya Nusantara

Festival IHHW 2021 beragam kegiatan yang merepresentasikan kekayaan wisata sejarah secara keseluruhan melalui webinar, talkshow dan virtual tour.

26 Oktober 2021 | 18.48 WIB

Pemadu wisata menjelaskan tentang sejarah Lubang Mbah Suro di bekas tambang batu bara di Sawahlunto, Padang, Sumatera Barat, 10 Juli 2019. Situs tambang batu bara Ombilin dimasukkan ke daftar sementara warisan dunia UNESCO kategori budaya sejak 2015. Situs pertambangan batu bara Ombilin menjadi yang kelima sebagai warisan budaya dunia UNESCO di Indonesia, setelah Candi Borobudur (1991), Candi Prambanan (1991), Situs Sangiran (1996) dan sistem Subak di Bali (2012). ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Perbesar
Pemadu wisata menjelaskan tentang sejarah Lubang Mbah Suro di bekas tambang batu bara di Sawahlunto, Padang, Sumatera Barat, 10 Juli 2019. Situs tambang batu bara Ombilin dimasukkan ke daftar sementara warisan dunia UNESCO kategori budaya sejak 2015. Situs pertambangan batu bara Ombilin menjadi yang kelima sebagai warisan budaya dunia UNESCO di Indonesia, setelah Candi Borobudur (1991), Candi Prambanan (1991), Situs Sangiran (1996) dan sistem Subak di Bali (2012). ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam rangka mendukung Tahun Kebangkitan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kreatif Hub Indonesia Hidden Heritage (IHH) menggelar festival virtual Indonesia Hidden Heritage Week (IHHW) 2021. Festival tersebut diisi dengan beragam kegiatan untuk mempromosikan daya tarik wisata sejarah dan budaya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Pertunjukan produk sejarah dan budaya dalam bentuk festival menjadi produk wisata yang tidak kalah menarik daripada destinasi wisata lain seperti wisata alam dan religi,” kata Founder sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Hidden Heritage Nofa Farida Lestari dalam keterangannya, Selasa, 26 Oktober 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Nofa, kemelekatan nilai sejarah budaya daerah pada sebuah destinasi wisata memiliki keunikan yang menarik untuk dikunjungi. Festival ini, kata dia, juga bermaksud mewadahi itu.

"Tapi lebih dari itu, IHHW memberi pengalaman estetis serta menjadi ruang diskusi dan edukasi sejarah budaya bagi setiap pemerintah, masyarakat serta semua pemangku kepentingan," kata Nofa.

Karena itu, festival itu menggelar beragam kegiatan yang merepresentasikan kekayaan wisata heritage secara keseluruhan melalui webinar, talkshow dan virtual tour yang mengangkat situs-situs warisan dunia di Indonesia, nostalgia ke kantor-kantor pos kuno serta potensi destinasi wisata di kepulauan-kepulauan terluar. IHHW 2021 juga membuka ruang untuk memperkaya wawasan dari sharing story dengan direktur Museum Westfries di Beland, direktur The National Museum and Research Center of Altamira Spanyol dan Kurator the National Railway Museum Australia.

Misalnya mulai 21-30 Oktober digelar kegiatan antara lain webinar bertajuk ‘Situs-Situs Warisan Dunia di Indonesia’, virtual tour ‘Situs Pertambangan Batubara Ombilin’ dan ‘Jelajah Kuliner Tanah Papua’. talkshow ‘Museum & Gallery Live Talk: from the Post Museum with Love’ di Instagram @indonesiahiddenheritage, ‘Jelajah Kisah 10 Kantor Pos Tua di Indonesia’, ‘Temu Komunitas: Travel Your City Heritage’ melalui Zoom dan ‘Hobbyist Talk: Perangko & Kartu Pos Terunik di Indonesia’ di IG Live @indonesiahiddenheritage, ‘Online Workshop: Kelas Heritage Sketching’ dan ‘Nobar Film Surat Cinta untuk Kartini’.

Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Judi Wahjudin menyebutkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mendukung penyelenggaraan IHHW 2021. “Kami mendukung kegiatan ini karena pada dasarnya, situs-situs warisan ini adalah aset dunia dan diakui oleh UNESCO sehingga dapat menjadi acuan di seluruh dunia,” kata dia.

Sementara itu, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Rizki Handayani Mustafa menyebutkan bahwa pengembangan wisata sejarah merupakan salah satu prioritas Kemenparekraf. “Heritage harus dilestarikan karena ada aspek sejarah yang harus dihargai. Pariwisata juga ada aspek pendidikan dan apresiasi. Kami harapkan kota-kota di Indonesia memiliki ciri berdasarkan heritage,” ujarnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus