Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Kampanye Pariwisata Kosong Kyoto yang Jenaka

Kyoto mengampanyekan seruan pariwisata kosong untuk memikat turis. Kampanye tersebut menggunakan kata-kata jenaka.

20 Februari 2020 | 08.00 WIB

Hutan Bambu Sagano tumbuh di pinggiran Kyoto, dan menjadi 100 suara alam Jepang yang dipromosikan sebagai ikon pariwisata. Foto: Trey Ratcliff/Flickr.com
Perbesar
Hutan Bambu Sagano tumbuh di pinggiran Kyoto, dan menjadi 100 suara alam Jepang yang dipromosikan sebagai ikon pariwisata. Foto: Trey Ratcliff/Flickr.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kyoto mulai mengampanyekan seruan pariwisata kosong untuk memikat turis berkunjung. Kampanye pariwisata kosong itu adalah respons ketika kunjungan turis terus merosot akibat wabah virus corona COVID-19, seperti dikutip dari Japan Today, Rabu, 19 Februari 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kyoto adalah salah satu destinasi utama di Jepang yang diminati turis Cina. Bahkan, turis Cina adalah rombongan pelancong asing terbesar. Namun, karena pembatasan perjalanan turis Cina, bisnis pariwisata di Kyoto, anjlok. Belum lagi temuan kasus virus corona di Jepang yang terus meningkat. Akibatnya, turis mancanegara lain juga menghindari perjalanan ke Jepang. Hal itu dianggap menambah masalah untuk bisnis pariwisata.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Kyoto memiliki 17 situs warisan dunia UNESCO yang ramai dikunjungi turis setiap tahun. Bahkan, beberapa tahun belakangan Kyoto sempat berjuang mengatasi overtourism. Namun wabah virus corona yang merebak ada bulan lalu, mengakibatkan Kyoto menghadapi masalah penurunan turis sangat drastis. Dikabarkan, menurut pendapat pedagang lokal setempat, kondisi ini belum pernah terjadi dalam kurun 30 tahun.

Untuk mengatasi masalah itu, para pedagang di sekitar lingkungan Ukyo dan Nishikyo di distrik Arashiyama, Kyoto, telah memulai kampanye baru mendorong para wisatawan untuk mengunjungi daerah tersebut.

Slogan untuk kampanye ini adalah Suitemasu Arashiyama, yang berarti Arashiyama Kosong, dikutip dari SoraNews 24. Ada empat gambar untuk promosi, masing-masing menunjukkan tempat wisata yang populer di daerah itu.

Setiap poster memiliki pesan, misalnya gambar monyet yang berkeliaran. Gambar itu diberi keterangan. "Tidak ada lebih banyak monyet dari (jumlah) manusia dalam waktu yang lama."

Gambar lainnya, hutan bambu yang terkenal di Arashiyama. Poster itu mengampanyekan serangkaian tagar, yaitu #BambooGrove #Arashiyama #NoPeople #NowIsTheTime #Emotional.

Kemudian, gambar Jembatan Togetsukyo Arashiyama terlihat kosong tanpa turis. Keterangan yang digunakan dalam kampanye itu berbunyi, "Menyeberang dengan mudah ... permisi ..."

Suitemasu Arashiyama, yang berarti Kyoto Kosong, merupakan slogan jenaka Kyoto untuk mengundang wisatawan di tengah merebaknya virus corona. Foto: The Straits Times ya

Ada pula gambar yang menunjukkan perahu wisata membawa pelancong dari Kameoka ke Arashiyama di Sungai Hozugawa. Keterangan gambar itu, "Jika Anda datang sekarang, Anda dapat menyusuri sungai sebanyak yang Anda suka tanpa menunggu."

Ada 300 poster yang diproduksi untuk kampanye ini, yang akan dipasang di area perbelanjaan di Kyoto. Kemudian dipasang juga di pusat perjalanan terdekat dari Stasiun Hankyu-Osaka-Umeda, untuk menarik minat pengunjung.

JAPAN TODAY | SORANEWS 24

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus