Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kyoto, Jepang, dinobatkan sebagai kota paling indah di Asia menurut survei Ranker, sebuah situs yang menampilkan jajak pendapat tentang hiburan, merek, olahraga, makanan, dan budaya. Kota ini terkenal dengan kuil-kuilnya yang menakjubkan, taman-taman yang tenang, dan warisan budaya yang kaya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kota ini dipilih oleh ribuan peserta survei Ranker dari seluruh dunia. Kebanyakan orang memilih Kyoto sebagai kota terbaik karena pesonanya dan daya tariknya yang abadi sebagai tujuan wisata utama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kyoto muncul sebagai favorit mengalahkah kota-kota terkenal lainnya seperti Singapura, Bangkok, dan Seoul, berkat perpaduan unik antara estetika tradisional dan modern. Kyoto yang merupakan bekas ibu kota kekaisaran Jepang berhasil melakukan pelestarian budaya kuno negara ini.
Kota ini merupakan tempat berdirinya lebih dari 1.600 kuil Buddha, 400 kuil Shinto, dan 17 Situs Warisan Dunia UNESCO, termasuk Kinkaku-ji (Paviliun Emas) yang ikonik dan Fushimi Inari Taisha, yang terkenal dengan ribuan gerbang torii berwarna merah terang.
Jalan-jalannya yang sempit dan berbatu, rumah-rumah kayu machiya tradisional, dan taman-taman yang dirawat dengan cermat membawa pengunjung kembali ke masa lalu Jepang yang termasyhur.
Budaya Jepang Konteporer
Daya tarik Kyoto tidak terbatas pada situs-situs bersejarahnya. Kota ini juga merupakan pusat budaya Jepang kontemporer, dengan lingkungan yang semarak seperti Gion dan Pontocho yang menawarkan perpaduan restoran, kedai teh, dan toko yang semarak.
Kuliner Kyoto, khususnya hidangan kaiseki (makanan tradisional dengan banyak menu) yang diakui secara internasional menambah daya tarik kota ini.
“Keindahannya tidak hanya terletak pada kuil atau tamannya, tetapi juga pada cara yang lama dan yang baru hidup berdampingan dalam harmoni yang sempurna," demikian salah satu komentar dalam survei.
Ledakan pariwisata
Pariwisata di Kyoto mengalami kebangkitan dalam beberapa tahun terakhir. Banyak pengunjung dari seluruh dunia datang untuk merasakan atraksi musimannya, seperti bunga sakura di musim semi dan dedaunan musim gugur yang semarak.
Popularitas kota ini juga didukung oleh aksesibilitasnya, yang hanya berjarak tempuh singkat dengan kereta dari kota-kota besar Jepang lainnya seperti Osaka dan Tokyo.
Namun, beberapa area di kota ini mengalami pariwisata berlebihan atau overtourism. Banyak penduduk mengeluhkan perilaku buruk wisatawan sehingga mengganggu kenyamanan warga lokal. Wisatawan memadati jalan-jalan sempit dan kuno di kawasan Gion di Kyoto yang dikenal dengan distrik geisha. Mereka mengikuti pemandu wisata berkeliling dan bicara seama berjam-jam. Akhirnya, pemerintah kota telah menutup beberapa gang di distrik geisha Kyoto.
EXPRESS.CO.UK | EURONEWS