Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seleb

Kisah Achmad Syukri, Muazin Seribu Masjid Asal Lombok

Muazin Achmad Syukri telah mengumandangkan seribu kali azan di seribu masjid yang berbeda, sampai ke Arab Saudi.

21 Juli 2023 | 12.32 WIB

Muazin Achmad Syukri dari Lombok (Istimewa)
Perbesar
Muazin Achmad Syukri dari Lombok (Istimewa)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Mataram - Muazin Achmad Syukri, 49, mencapai target mengumandangkan azan (di Lombok disebut ngebang) di 1.000 masjid. Muazin Masjid Hubbul Wathan, Islamic Center Nusa Tenggara Barat (IC NTB), itu tidak hanya mengumandangkan azan di Nusa Tenggara Barat, tetapi juga di luar daerah mulai dari Bali, Banyuwangi, Sidoarjo, Surabaya, hingga Yogyakarta bahkan Arab Saudi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Ditemui Tempo pada Kamis, 20 Juli 2023, Syukri menceritakan motivasi di balik pencapaiannya. "Sebagai warga pulau Lombok yang dijuluki pulau Seribu Masjid, saya mendapatkan tantangan dari istri saya dan saya ingin motivasi anak-anak muda pergi ke masjid,’’ katanya. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Butuh waktu 2 tahun lima bulan untuk mencapai target tersebut. Dia telah berhasil menyelesaikan cita-cita azan di 1.000 masjid di 1.000 lokasi berbeda, 1.000 waktu salat berbeda. 

Azan pertama Achmad dilakukan pada Ahad, 7 Februari 2021 di Masjid Baiturrahim, Dusun Sidemen Lauq, Desa Lembah Sari, Kecamatan Batu Layar, Lombok Barat, NTB. Adapun azan ke-1.000 dilakukan pada Seni, 26 Juni 2023 di Masjid Besar At Taqwa Pancor, Lombok Timur.

Keinginan azan di 1.000 masjid itu berawal saat mengikuti pengajian rutin Salahudin Al Ayubi TGH Achmad Muchlis di Kediri, Lombok Barat. ‘’Sewaktu pengajian, dikatakan bahwa saya sebagai seorang muazin dapat keliling seribu masjid di Pulau Lombok,’’ ujar dia.

Sore harinya, sewaktu jalan-jalan di utara Kota Mataram, ia berada di atas perbukitan menjelang Magrib. ‘’Masjid terdekat adalah Baiturahim. Waktu itu bilang, ayok mulai dari sini, masjid di perbukitan,‘’ kata dia, mengenang.

Malam itu masjid kedua adalaha Masjid Al Abror di Dusun Wadon Kekait Kecamatan Gunung Sari. Setelah itu, dia terus berpindah-pindah masjid dari NTB ke Yogyakarta, Surabaya, Madura, Klaten di Jawa Tengah, Tangerang di Banten, Jombang, Mojokerto, Probolinggo, Gresik, Sidoarjo, Banyuwangi, Bali, hingga ke Arab Saudi, tepatnya Mekkah dan Riyadh. 

Syukri yang tamatan SMEA Negeri 2 Mataram itu memiliki kenangan di  Grand Mosque di King Khalid International Airport, Riyadh, Arab Saudi. Di masjid besar itu, dia meminta izin kepada pekerja kebersihan masjid untuk azan. ‘’Saya bilang bahwa saya muazin dari NTB, punya program azan 1.000 masjid. Jawabannya 'maafi muskillah'. Tidak masalah,’’ ucap Syukri yang tengah mendaftarkan diri untuk masuk dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).

Muazin Syukri mengaku menangis karena tidak menyangka bisa mengumandangkan azan di mana-mana, bahkan sampai ke masjid semegah itu di Arab Saudi. 

SUPRIYANTHO KHAFID

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
Âİ 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus