Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat menolak mahkota cenderawasih menjadi suvenir Pekan Olahraga Nasional atau PON XX di Papua pada Oktober 2021. Burung cenderawasih, termasuk bulunya, memiliki makna yang besar bagi masyarakat Papua dan Bali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto mengatakan burung cenderawasih adalah pesies burung yang hidup di kawasan Indonesia timur, Papua Nugini dan Australia bagian timur. Burung cenderawasih atau dikenal sebagai burung surga ini memiliki bulu yang indah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Burung cendrawasih di Papua termasuk jenis The Greater bird of paradise (Paradisaea apoda) telah diintroduksi dari Papua Nugini ke Pulau Tobago Kecil di Trinidad dan Tobago di Karibia," kata Hari Suroto kepada Tempo. "Keluarga burung ini memiliki 42 spesies di 15 genera dan cenderawasih termasuk burung yang soliter."
Untuk melihat keseharian burung cendrawasih di habitat aslinya, wisatawan bisa datang ke Sentani, Papua. Saat ini terdapat spot paradise bird watching, yaitu hutan di belakang Kampung Abar, Sentani. Untuk sampai ke sana, cukup menempuh perjalanan darat sekitar 20 menit dari Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua.
Mengintip Cenderawasih Merah Menari
Burung cenderawasih sudah menyatu dengan budaya masyarakat Papua. Di Papua, mahkota dari burung cendrawasih tidak boleh dikenakan oleh sembarang orang. "Hanya tokoh adat seperti ondoafi dan kepala suku saja yang berhak," kata Hari Suroto yang juga dosen arkeologi Universitas Cenderawasih.
Burung cendrawasih juga punya peran penting dalam budaya masyarakat Bali. Di Bali, burung cenderawasih atau manuk dewata menjadi sarana penting dalam upacara ngaben. Masyarakat Bali percaya burung cenderawasih berperan sebagai pemandu arwah untuk pergi ke alam keabadian.
Dalam sejarahnya, pada abad VIII, utusan Raja Sri Indrawarman dari Kerajaan Sriwijaya pernah mempersembahkan burung cenderawasih kepada Kaisar Cina. "Burung cenderawasih adalah burung yang dilindungi, tidak boleh diburu, dipelihara, dan diperjualbelikan," kata Hari Suroto.
Baca juga:
Beramai-ramai Tolak Mahkota Burung Cenderawasih sebagai Suvenir PON Papua