Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Malang - Sekelompok anak muda tampak heboh berfoto di ladang bunga matahari dengan latar Gunung Panderman di Kota Batu, Jawa Timur, Senin, 6 September 2021. Berfoto di lokasi itu menjadi hal yang tak boleh dilewatkan saat berkunjung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ya, ladang bunga matahari dengan latar gunung itu adalah daya tarik utama lokasi wisata di Jalan Wukir Dusun Ngujung Desa Pandanrejo Kecamatan Bumiaji. Di sana, pengunjung bisa berfoto dengan pemandangan yang mungkin sulit ditemukan di lokasi lain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Saya tahu lokasi ini dari Instagram. Saya ke sininya sendirian dulu. Nanti mau datang lagi bareng teman-teman. Tempatnya seru sih, masih baru, dan kayaknya enggak ada lain yang ditanami bunga matahari sebanyak di sini,” kata Dania, salah satu pengunjung, kepada Tempo, Senin.
Ladang Bunga Matahari itu dimiliki dan dikelola oleh Nur Zelynda Avelina, seorang florist penjual buket bunga. Ia memulai usahanya pada 2019.
Semula dia menanam 10 tanaman bunga matahari (Helianthus annus L.) hanya untuk mengatasi kesulitan dirinya mendapatkan bunga matahari untuk pembuatan buket bunga pesanan konsumen. Selain itu, cukup banyak pedagang bunga di Kota Malang memesan bunga matahari, baik berbentuk tanaman hidup maupun berupa bunga potong.
“Lalu saya berpikir untuk menanam sendiri agar tidak kesulitan mendapatkan bunga matahari. Tanam bunga matahari ini gampang-gampang susah, untung dibantu ayah saya yang memang petani tulen. Bunganya ditanam di antara tanaman tomat milik orangtua saya,” kata Zelyna.
Ternyata, budidaya tanaman bunga matahari itu berhasil. Selain bisa memenuhi kebutuhan sendiri untuk membuat buket bunga, permintaan pedagang langganan bisa dipenuhi Zelynda. Namun lama-kelamaan Zelynda kerepotan memenuhi permintaan.
Berkat saran teman dan pedagang langganannya, maka Zelynda memberanikan diri menambah jumlah tanaman bunga matahari. Dengan seizin dan bantuan sang ayah, tanaman tomat di atas lahan seluas 3 ribu meter persegi itu pun diganti dengan sunflower. Bibit bunga matahari dia perbanyak dengan memanfaatkan biji-biji bunga matahari yang sudah tua dan mengering.
Kini Zelynda mempunyai 12 ribu tanaman bunga matahari. Di sela-sela tanaman bunga matahari diselipi tanaman tomat. Zelynda menerapkan sistem tumpang sari—bentuk pertanaman campuran atau polyculture.
Lalu Zelynda mempromosikannya lewat Instagram “Toko Bunga Batu Malang”. Nama akun media sosial ini merujuk pada cakupan wilayah kerja Zelynda.
“Untuk sementara semua saya urus sendiri, mulai dari jaga sampai melayani tamu. Saya belum punya asisten,” ujar Zelynda, alumni Fakultas Hukum Universitas Brawijaya.
Rupanya, banyak orang merespons positif usaha Zelynda. Mayoritas mereka adalah mahasiswa. Mereka sangat ingin mengunjungi Ladang Bunga Matahari.
Respons positif ini membuat Zelynda makin percaya diri sehingga dia memberanikan diri menjadikan Ladang Bunga Matahari sebagai ladang bisnis untuk mendukung usaha buket bunga, memenuhi permintaan pedagang, sekaligus menjadikannya sebagai objek wisata spot foto.
Zelynda resmi membuka Ladang Bunga Matahari sejak akhir Oktober 2019 sewaktu bunganya bermekaran. Karena bunga matahari bunga musiman, maka kegiatan wisata Ladang Bunga Matahari disesuaikan dengan siklus mekarnya bunga matahari.
Mulai masa tanam sampai bunga matahari mekar sempurna dan mengering berdurasi sekitar 4-5 bulan. Periode Januari-April merupakan masa tanam dan perawatan, Mei masa mekar dan layunya bunga. Lalu dijeda sebulan dan Ladang Bunga Matahari ditutup sementara. Habis bertanam lagi. Begitulah siklus tanam dan mekar bunga matahari yang di Ladang Bunga Matahari.
Jadi, dalam satu tahun Zelynda membuka Ladang Bunga Matahari dua kali saja. Namun, sistem bukanya menuruti periode mekarnya bunga, mulai dari kuncup merekah sampai mekar sempurna dan kemudian mengering rata-rata berlangsung 15 hari.
“Waktu 2019 buka satu kali. Istilahnya session 1. Tahun 2020 buka satu kali juga dan berarti jadi session 2. Kalau tahun ini buka dua kali, yaitu session 3 dan session 4. Session 3 Februari lalu. Sedangkan session 4 sedang berjalan sekarang,” ujar Zelynda seraya menambahkan sesi keempat dimulai 27 Agustus dan akan ditutup 13 September nanti.
Ladang Bunga Matahari buka setiap pukul 09.00 sampai pukul 16.00 Wib. Tiket masuk Rp 10 ribu per orang. Semua pengunjung bebas berfoto sepuasnya dan bahkan boleh berada di lokasi sampai jam operasional berakhir.
Gadis kelahiran 20 Desember 1996 itu “berkantor” di sebuah gubuk bambu amat sederhana tanpa dinding. Di situ dia menyediakan minuman dan makanan ringan berharga antara Rp 5 ribu sampai Rp 10 ribu. Pengunjung harus rela duduk lesehan di atas bentangan tikar.
Selain menyediakan makanan dan minuman, Zelynda menyewakan topi lebar berpita seharga Rp 5 ribu tanpa batasan waktu pakai. Semua pengunjung bebas berfoto-foto, tapi ia pun menyediakan jasa pemotretan Rp 15 ribu untuk 10 kali pemotretan. Nantinya, Zelynda mengirim semua file foto kepada pengunjung lewat akun Whatsapp.
Zelynda juga menjual potongan dan paket bibit bunga matahari, masing-masing seharga Rp 10 ribu untuk setangkai dan Rp 15 ribu per pot mungil berisi 10-15 biji bunga matahari.
“Kebanyakan yang ke sini ya untuk berfoto-foto. Mayoritas pasangan muda yang datang. Kalau mereka sewa jasa pemotretan, yang memotret ya saya sendiri karena saya enggak punya asisten," kata Zelynda.
Sebelum ada pandemi Covid-19, rata-rata jumlah pengunjung Ladang Bunga Matahari sebanyak 150 orang per hari. Jumlah ini merosot 40-50 orang per hari di masa pandemi. Jumlah ini pun sudah lumayan dan membuat Zelynda sangat kerepotan dan kelelahan.
Tapi itu tiada sebanding dengan kegembiraan Zelynda saat melihat para pengunjung rela datang jauh-jauh dan rela berpanas-panas menyusuri pematang sawah untuk menuju Ladang Bunga Matahari.
Ia pun mengingatkan agar para calon pengunjung untuk memperhatikan betul jadwal buka Ladang Bunga Matahari. Sebab, sesi keempat pembukaan Ladang Bunga Matahari tinggal sepekan lagi. Setelah itu, para calon pengunjung baru bisa menyaksikan kemolekan bunga-bunga matahari yang bermekaran lima bulan lagi.