Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gunung Lawu di Jawa Tengah mempunyai Mbok Yem. Grosser Mythen di Swiss memiliki Armin Schelbert. Mbok Yem dan Armin punya kecintaan yang sama terhadap gunung. Wakiyem, nama asli Mbok Yem, cinta mati kepada Gunung Lawu, sementara Armin tidak bisa berpisah dengan gunung kebanggaan masyarakat Schwyz, Swiss Tengah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ini rumah saya,“ tutur Armin kepada Tempo, Ahad, 4 Agustus 2024, dalam perjalanan turun gunung untuk yang ke-6.148 kalinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ya, laki-laki berusia 80 tahun ini memang sudah lebih dari 6.000 kali menapaki jalanan berbatu yang berada di tubir jurang itu.
"Dalam waktu 24 tahun, sehari saya bisa dua kali naik Grosser Mythen,“ kata dia.
Armin Schelbert, laki-laki 80 tahun dari Swiss yang mendaki Gunung Grosser Mythen di Swiss setiap hari. TEMPO/Krisna Diantha
Legenda Hidup Gunung Grosser Mythen
Armin Schelbert adalah legenda hidup Gunung Grosser Mythen. Tidak ada seorang pun yang akan memecahkan rekornya. Tidak jarang dia mulai mendaki mulai pukul 03.00 dini hari untuk mengejar matahari terbit di ufuk barat, menatap cahaya merah yang memantul ke Danau Lucerne.
"Setelah menyaksikan sunrise, saya siangnya juga bisa naik lagi,“ katanya.
Lahir di Muotathal, Schwyz, Armin Schelbert sejak kecil akrab dengan pegununungan. Muotathal adalah lembah yang dikepung rantai Pegunungan Alpen. Namun cintanya justru jatuh kepada Grosser Mythen, yang sering dianggap Gunung Matterhorn-nya Swiss Tengah. Matterhorn merupakan gunung paling terkenal di Swiss.
Sebuah pondok di puncak Gunung Grosser Mythen, Swiss, Ahad, 4 Agustus 2024. TEMPO/Krisna Diantha
"Saat itu saya membantu sebagai volunteer untuk mengangkut barang yang diperlukan pondok di atas, lama-lama ketagihan. Dari tiap minggu sekali, menjadi sekali sehari, bahkan bisa dua kali,“ dia mengenang.
Lambat laun, dari tahun ke tahun, jadilah Armin Schelbert seorang legenda. Dia juga menjadi salah satu anggota 100-er Grosser Mythen Klub, yakni mereka yang saban tahun lebih dari 100 kali mendaki gunung ini.
Rekor pendakian Armin terjadi di tahun 2018, sebanyak 486 kali. Jika dihitung secara matematis, pada tahun tersebut Armin naik Grosser Mythen bisa dua kali sehari karena pada musim dingin gunung ini ditutup.
Gununng Paling Banyak Makan Korban di Swiss
Grosser Mythen berketinggian 1.898 meter di atas permukaan laut. Dari kakinya, perlu waktu 1,2 jam untuk sampai puncak. Hiker umumnya memerlukan waktu dua jam mendaki jika dihitung dari area parkir.
Kesulitannya ada di skala pertengahan. Ada jalan setapak yang dipelihara komunitas setempat, namun kanan-kirinya jurang. Meskipun dipasangi rantai pengaman pada jalur sulit, siapa yang kurang konsentrasi akan ditelan jurang.
Grosser Mythen tercatat sebagai gunung yang paling banyak makan korban di Swiss. Rata rata lima orang tewas di gunung ini saban tahun. Urutan kedua ditempati jalur hiking di Appenzell, Swiss Timur.
Jalur pendakian Gunung Grosser Mythen, Swiss Tengah. TEMPO/Krisna Diantha
"Jalurnya biasa, namun terlalu ramai. Dan banyak yang menggunakan sepatu kets,“ kata Marc Schilliger, hiker berpengalaman.
Armin Schelbert paham betul soal itu. Meski jalannya tertatih-tatih dimakan usia, dia menggunakan sepatu gunung yang setinggi mata kaki. "Saya harus hati-hati, sudah terasa tua,“ katanya.
Dengan rekornya, 6.148 kali naik Grosser Mythen, setara dengan tiga juta meter ketinggian jika diakumulasi bersama.
"Besok saya akan naik lagi,“ katanya.
Sampai kapan Armin Schelbert naik Grosser Mythen?
"Sampai tidak kuat lagi,“ kata dia berjanji.
"Kegilaan“ Armin ini menuai banyak komentar. Selain pujian, juga ada suara miring. Hanya orang gila yang hampir tiap hari naik gunung yang sama.
Hans Reichmuth, Presiden Mythenfreunde Klub di Swiss, hanya berujar singkat. "Bukan tidak waras, namun lebih passion. Dan rekornya akan abadi, sulit dipecahkan orang lain,“ katanya.
KRISNA DIANTHA