Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Anda yang mengisi libur lebaran di Klaten dan sekitarnya bisa mampir ke kolam renang di Desa Pluneng, Kecamatan Kebonarum, untuk menyegarkan diri. Ada dua kolam renang di desa itu, yakni Umbul Pluneng atau Tirto Mulyono dan Umbul Tirto Mulyani yang airnya bersumber dari mata air alami.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca: Imbauan Polisi bagi Warga yang Tinggalkan Rumah di Libur Lebaran
"Tahun ini kami akan menambah wahana untuk anak di selatan Umbul Pluneng di atas lahan seluas 3,5 hektare," kata Agus Hariyanto, Direktur Utama BUMDes Tirta Sejahtera pada Senin, 20 Mei 2019. Wahana baru itu berupa kolam arus atau sungai buatan yang berkelak-kelok dan dangkal, sehingga anak-anak dapat menyusurinya dengan pelampung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dengan tambahan wahana baru untuk anak, kolam utama di Umbul Pluneng dapat dimaksimalkan untuk tempat berenang pengunjung dewasa. Pada kolam seluas 50 x 12 meter dan berkedalaman 2,5 meter itu selama ini menjadi tempat latihan favorit sejumlah klub renang di Klaten.
"Setiap sore, atlet profesional dari berbagai klub renang berlatih di sini," kata Lulus Susanto, karyawan BUMDes Tirta Sejahtera yang bertugas di Umbul Pluneng. Harga tiket masuk Umbul Pluneng hanya Rp 5.000 per orang. Bagi pelanggan yang rutin berenang di sana, tersedia paket hemat seharga Rp 80 ribu untuk 21 lembar tiket.
Berbeda dengan Umbul Pluneng, kolam renang Umbul Tirto Mulyani lebih dikenal sebagai kolam yang mujarab untuk terapi penyembuhan berbagai penyakit. Cukup membayar tiket seharga Rp 2.000, pengunjung bisa mendapatkan fasilitas gratis berupa pendampingan dari seorang terapis.
Kolam renang Umbul Tirto Mulyani di Desa Pluneng, Kecamatan Kebonarum, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Air di kolam renang ini dipercaya berkhasiat untuk terapi penyembuhan bermacam penyakit. TEMPO | Dinda Leo Listy
"Bahkan ada dokter dari Kabupaten Sukoharjo yang rutin terapi di sini, tiga kali dalam sepekan, demi kesehatan saraf mata," kata Untung Poniran, karyawan BUMDes Tirta Sejahtera yang sudah bertahun-tahun menjadi terapis sekaligus pelatih renang di Umbul Tirto Mulyani.
Sebelum pemerintah menggenjot pendirian BUMDes di desa-desa, Pluneng sudah dikenal sebagai desa wisata karena memiliki Umbul Pluneng dan Umbul Tirto Mulyani. Dua objek wisata yang tak pernah sepi dari pengunjung itu awalnya dikelola pihak ketiga dengan sistem lelang selama hampir 20 tahun.
Saat dua obyek wisata itu masih dikelola pihak ketiga, pada 2017, Pemerintah Desa Pluneng hanya mendapat setoran Rp 102 juta. Jumlah penduduk yang menjadi karyawan pihak ketiga itu pun bisa dihitung dengan jari.
Setelah melalui proses negosiasi yang panjang, pengelolaan dua umbul itu akhirnya berpindah ke BUMDes Tirta Sejahtera pada awal 2018. "Sejak didirikan pada 2015, prioritas BUMDes kami mengembalikan Umbul Pluneng dan Tirto Mulyani agar menjadi aset desa yang bermanfaat bagi masyarakat," kata Agus.
Kolam renang Umbul Pluneng yang airnya dari sumber mata air alami di Desa Pluneng, Kecamatan Kebonarum, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. TEMPO | Dinda Leo Listy
Pada akhir 2018, total pendapatan BUMDes Tirta Sejahtera mencapai sekitar Rp 1,15 miliar. Unit usaha pariwisata yang mengelola Umbul Pluneng dan Tirto Mulyani menjadi penyumbang terbesarnya. Dari Rp 1,15 miliar itu, sekitar Rp 345 juta masuk ke kas desa Pluneng sebagai Pendapatan Asli Desa.
Selain menyumbang pendapatan tiga kali lebih besar dari pendapatan lelang tahun sebelumnya, BUMDes Tirta Sejahtera juga membuka lapangan kerja yang lebih luas bagi warga Desa Pluneng dan sekitarnya.
BUMDes Tirta Sejahtera kini mempekerjakan sekitar 51 orang, 24 orang di antaranya berstatus karyawan tetap dengan gaji rata-rata Rp 1,5 juta atau 95 persen dari Upah Minimum Kabupaten Klaten. "Waktu kerjanya hanya sekitar 6,5 jam per hari," kata Agus.