Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Libur Lebaran tinggal menghitung hari. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengimbau para pemudik dan wisatawan yang datang ke Yogyakarta mewaspadai cuaca ekstrem dan potensi bencana turunannya seperti banjir, pohon tumbang, longsor, petir, dan angin kencang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Masa libur lebaran yang jatuh akhir Maret - awal April ini masih dalam masa puncak musim penghujan," kata Kepala Pelaksana BPBD DIY Noviar Rahmat dalam forum persiapan menghadapi libur Lebaran bersama DPRD DIY dan Polda DIY, Rabu petang 19 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BPBD DIY membeberkan, sejumlah dampak cuaca ekstrem itu sudah terlihat beberapa waktu terakhir di Yogyakarta. Terbaru, pada Senin 17 Maret 2025 saat tebing di atas pinggir ruas jalan Clongop, Gedangsari, Gunungkidul Yogyakarta mengalami longsor hebat pasca hujan tanpa henti semalaman.Akibatnya salah satu jalan yang menghubungkan Kabupaten Klaten-Gunungkidul itu pun tertutup total tak bisa dilewati meski tak ada korban jiwa.
Tak hanya longsor. Sepekan sebelumnya, 11 Maret 2025, tiga kabupaten/kota di Yogyakarta juga sempat dilanda hujan es dibarengi hujan angin yang menyebabkan ratusan pohon tumbang dan belasan rumah rusak. "Jadi mohon bagi para pemudik, wisatawan, dan masyarakat memperhatikan peta rawan bencana terutama longsor di jalur-jalur mudik Yogyakarta," kata dia.
BPBD DIY mencatat, kebanyakan kejadian longsor terjadi di daerah Kabupaten Gunungkidul dan Kulonprogo, sebagian kecil di Bantul dan Sleman. Lokasi jalur rawan longsor itu terutama yang berada di dekat area perbukitan dengan kontur tanah labil yang di sekelilingnya minim vegetasi resepan serta belum dilengkapi jaring penahan atau pengaman longsor.
Noviar mengungkapkan sejumlah daerah di Yogyakarta saat ini sudah melakukan mitigasi lebih terstruktur dalam mengantisipasi bencana hidrometeorologi. Seperti Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta yang sudah membuat posko siaga bencana hidrometeorologi hingga tingkat kalurahan/desa.
Hasil kajian bersama Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, BPBD menyatakan masa libur Idul Fitri 2025 semua kabupaten/kota DIY masih dalam posisi Siaga Darurat Hidrometeorologi. Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi di DIY kemungkinan akan turut diperpanjang hingga 8 April 2025. "Dari koordinasi terakhir dengan BMKG masih ada potensi bibit siklon (di Samudera Hindia-selatan Yogyakarta) yang memicu cuaca ekstrem kembali lagi," kata dia.
Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menuturkan, dari hasil kajian BPBD DIY dan BMKG soal potensi bencana hidrometeorologi itu, perlu adanya sejumlah mitigasi yang dilakukan sejak dini. "Selain sarana dan prasarana penanganan bencana yang selalu disiagakan, kesiapan masyarakat di sekitar lokasi lokasi rawan bencana juga harus diperhatikan," kata Eko.
Eko menyebut Yogyakarta dihadapkan pada setidaknya tiga situasi darurat pada masa libur Lebaran ini. Selain darurat bencana hidrometeorologi, aktivitas erupsi Gunung Merapi yang masih level III atau Siaga dan juga potensi kecelakaan dan kemacetan lalu lintas di masa arus mudik.
Adapun Kepala Subdirektorat keamanan dan keselamatan (Subditkamsel) Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda DIY Ajun Komisaris Besar Polisi Widya Mustikaningrum menyatakan pada masa libur Lebaran ini diberlakukab Operasi Ketupat Progo yang berlangsung 17 hari mulai 23 Maret hingga 8 April 2025. "Kami menurunkan 1.932 personel yang diantara ditugaskab turut memantau kondisi lalu lintas di jalur rawan bencana, seperti di Gunungkidul," kata dia.