Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Makna 6 Monumen Simbol Persahabatan ASEAN di Taman Suropati

Enam monumen bersejarah itu mulanya akan disebar di beberapa temoat, namun akhirnya diputuskan disimpan di Taman Suropati.

9 Juli 2021 | 10.21 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Taman Suropati, Menteng, Jakarta. TEMPO/Subekti

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Taman Suropati di Menteng, Jakarta Pusat biasanya menjadi salah satu lokasi warga ibu kota untuk olahraga atau sekadar bersantai. Tapi lebih dari itu, Taman Suropati menyimpan monumen simbol persahabatan negara ASEAN.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut situs Jakarta Tourism, di Taman Suropati terdapat enam monumen Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN). Monumen-monumen tersebut dibuat oleh masing-masing seniman dari enam negara pendiri ASEAN.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pertama, ada seniman Lee Kian Seng, asal Malaysia yang membuat monumen simbol "Perdamaian, Harmonis dan Bersatu". Bentuknya menyerupai bentuk origami. Kedua, ada Luis E. Yee Jr. asal Filipina yang membuat monumen simbol "Kelahiran Kembali". Monumen itu berbentuk tonggak-tonggak kayu berjumlah 16 buah yang ditanam ke dalam tanah dan terletak di baris barat paling selatan.

Ketiga, ada patung dari Brunei Darussalam yang dibuat oleh Awang HJ Latirf Aspar dan diberi nama "Keharmonisan". Bentuknya mirip lambang ASEAN yang di bagian tengahnya terdapat simbol negara Brunei. Keempat, ada patung dari Thailand oleh Nonthivathn Chandhanapalin yang berjudul "Persaudaraan". Bentuknya seperti dua orang yang bersisian dan menggambarkan keakraban dua orang walupun tidak tahu jenis kelamin dari wujudnya.

Kelima ada patung dari Indonesia diberi nama "Perdamaian". Patung buatan Sunaryo itu berbentuk sosok tubuh manusia yang distorsi sedemikian rupa sehingga bentuk manusianya hilang. Terakhir adalah patung dari Singapura buatan Wee Beng Chong berjudul The Spirit of Asean. Bentuknha seperti tiang yang patah-patah namun tetap merupakan kesatuan.

Para pematung bekerja di workshop yang terletak di Taman Ismail Marzuki (TIM). Namun seniman dari Singapura bekerja langsung di Taman Suropati karena teknik yang digunakan teknik cetak beton dan seniman Malaysia bekerja langsung di bengkel Manggarai karena bahan plat baja setebal 1 sentimeter yang digunakan memerlukan mesin-mesin dan alat-alat besar.

Mulanya, monumen-monumen itu akan disebar di Jakarta, namun pada akhirnya muncul ide untuk meletakkan seluruh monumen itu pada satu tempat, yaitu di Taman Suropati yang keamanannya terjamin. Pemeliharaan seluruh monumen bersejarah itu dilakukan oleh Dinas Pertamanan DKI Jakarta.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus