Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Begitu menapak ke “halaman” tempat itu, pengunjung langsung merasakan suasana berbeda. Tak lagi terasa hiruk-pikuk aroma perniagaan yang baru saja mereka temui di Blok A Pasar Tanah Abang, Jakarta. Di Masjid Al Arqom, di lantai 14 ini, suasana terasa tenang dan nyaman.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ya, masjid ini seperti oase atas kesibukan orang jual-beli di lantai-lantai sebelumnya. Masjid yang dapat menampung 3000 jama’ah tersebut memilki arsitektur unik. Beberapa sudutnya mengingatkan pada Masjid Nabawi di Madinah. Lihatah bagian beranda sebelah kanan. Di sana terlihat pilar-pilar yang mirip dengan Masjid Madinah. Tiang-tiangnya dibangun mirip dengan Istana Hamroh Cordova, Spanyol.Beranda di Masjid Al Arqam di lantai 14 Blok A pusat perbelanjaan Tanah Abang, Jakarta. Tempo/Tulus Wijanarko
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Lalu ketika masuk ke bagian dalam, suasana terasa cukup syahdu. Di bagian dinding tampak kaligrafi arab dengan warna-warni cerah. Ornamen yang ada sekilas mirip ornamen Timur Tengah.
Benarkah? Ternyata ornamen tersebut diambil dari kazanah Nusantara yang di-stilasi. Informasi itu diperoleh Dr. Tendy Y. Ramadin, S.Des. M.T. (Arch.), ketua tim arsitek interior Masjid Blok A Tanah Abang, dalam sebuah tulisannya.
Menurut Ustad Dhomiri, ta’mir masjid, masjid ini selesai dibangun dan mulai digunakan tahun 2006. Meskipun berada di lantai paling atas, kata dia, namun akses menuju masjid cukup memadai dengan disediakannya 4 lift di kiri masjid dan 2 lift di kanan masjid.
”Kalau lift penuh, kita bisa naik eskalator,” ujarnya saat ditemui, Selasa, 21 november 2017.
Sengaja masjid ditempatkan di paling atas gedung agar bisa dibangun lebih luas di satu area. “Banyak orang merasa sholat di atas awan,” kata dia
Sapto dan istrinya, pengunjung di Tanah Abang, mengatakan senang sholat di tempat itu. Menurut mereka masjidnya bersih dan udaranya sejuk, “Arsitekturnya juga bagus, serasa sholat di Masjid Nabawi” kata bapak berusia 57 tahun tersebut.
Dhomiri mengatakan tempat itu tak hanya digunakan untuk sholat, tapi juga digelar kajian. “Waktunya setelah sholat dhuhur,” kata dia.
Namun berbeda dengan masjid lain, tempat ibadah di sini hanya beroperasi pada waktu sholat dzuhur hingga sholat ashar. “Mengikuti aktivitas pasar yang berhenti beroperasi pada jam 5 sore,” kata Dhomiri.
SALMA HABIBAH
Berita lain:
Makanan Khas Mandailing Jadi Sajian Utama Resepsi Kahiyang Ayu
Maskapai Penerbangan Scoot Bantu Promosi Wisata Kota Palembang
Sukapura, Destinasi Wisata yang Mencuri Perhatian di Lereng Bromo
Makanan Khas Mandailing Jadi Sajian Utama Resepsi Kahiyang
Gamelan Sekaten Solo Akan Ditabuh Selama Sepekan Mulai Besok