Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Melihat Panda Molor di Taman Safari

Okay, alasan gue ke Taman Safari kali ini adalah karena emak dan bapak gue pengen ngelihat panda.

5 Juli 2018 | 13.05 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Cuy, ini tulisan gue ke-4 tentang Taman Safari di blog ini dan ini menunjukkan betapa seringnya gue ke sini. LoL.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Okay, alasan gue ke Taman Safari kali ini adalah karena emak dan bapak gue pengen ngelihat panda. Padahal gue dah coba melobi mereka, ngapain coba jauh jauh ke Taman Safari? lihat panda di YouTube aja …ato liat gue, udah mirip beut gini ama panda. Buletnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tetapi emak gue pantang menyerah, dan berhubung agak panjang liburan kali ini ya udah gue penuhi aja permintaannya daripada gue dikutuk jadi batu. Batu berdahak apalagi..gak enat beut soalnya (ITU BATUK, GUS!)

Sebenarnya ke Taman Safari gak bosanin amat, apalagi gue juga pengen lihat pawang-pawang macan nan kekar ituh.

Berhubung libur panjang dan antisipasi macet, kami sekeluarga jalan dari jam setengah 7 pagi dengan perkiraan sampai sana jam 9. Soalnya, gue berangkat dari rumah gue yang berada di Cibinong dimana kalau jam normal cuma butuh 45 menit untuk sampai kawasan Puncak, Bogor.

Tetapi kami salah hitung saudara-saudara. Macetnya minta ampun, meski kami udah berada di Puncak dari jam 10, kami baru berhasil masuk Taman Safari jam 11 karena saking antrinya.

Untuk masuk Taman Safari harga tiketnya yang biasa seharga Rp 180.000, sementara kalau mau ditambah Panda jadi Rp 230.000 per orang. Pricey, yes!

Untuk turis asing bisa Rp 300 ribu, gak tahu deh kalau makhluk asing.

Setelah membayar untuk rombongan sebanyak 7 orang, sejam kemudian kami baru tahu Pak Jokowi juga main ke Taman Safari, dan puluhan mobil yang ada di depan serta belakang rombongan beliau jadi digratisin masuk Taman Safari (ASEM!)

Keliling-keliling lihat satwa dari mobil, kami akhirnya sampai dalam Taman Safari sekitar jam 12.30. Supaya tetap strong, kami putuskan makan siang dulu dilanjut solat lalu ke tempat panda, karena untuk lihat panda ini lokasinya berbeda.

Selesai salat, makan, dan lihat gajah-gajah eek akhirnya kami berjalan untuk lihat panda. Serius, informasi untuk melihat panda ini simpang siur abis. Kami sekeluarga parkir di Parkir A yang paling bawah, sementara untuk lihat panda kita harus ke lokasi Parkir D yang paling atas banget (dekat atraksi Cowboy dan lumba-lumba).

Sebenarnya, untuk ke Parkir D kita bisa pakai kereta kecil yang available di A tapi bayar tiket dulu sebesar Rp 25 ribu (pemerasan!). Yah gue pikir ngapain keluar duit lagi kan, mending jalan.

Ini karena gue yang rada budek sih, gue dengernya untuk menuju konservasi panda bisa naik bis di parkir B. Gue udah di halte B, taunya di D, jadilah gue dan keluarga harus menanjak nanjak lagi. Alhasil…..gempor abis nyah!

Seinget gue berkali-kali ke Taman Safari baru kali ini kayaknya capek banget, maklum faktor umur, berat badan, dan beban tiket yang semakin mahal.

Ngos-ngosan hampir selama 30-40 menit akhirnya kami sampai ke Parkir D. Dari sana kami disediakan bus gratis untuk ke tempat konservasi dengan antrian per baris 6 orang. Gue akuin ini rapih banget. Meskipun saat itu Taman Safari rame banget, pengelola tetap memastikan untuk kunjungan ke panda tidak terlalu padat supaya hewan tidak stress.

Meskipun jadinya pengunjung yang stress, udahlah tiket makin mahal, bermacet- macet ria, jauh, ngos-ngosan, antri, huahaha.

Lokasi panda ini emang dibedakan, mereka ditaruh di tempat tertinggi di Taman Safari dengan suhu khusus jadi gak sampai di atas 25 derajat.

Perjalanan dari Parkir D ke lokasi konservasi memakan waktu sekitar 7-10 menit dengan jalan berliku dan menanjak. Entah karena kebetulan gue dapat satu bus yang norak semua isinya atau gimana, tiap ada tanjakan dan tikungan satu bus teriak semua. “Wuooooo” …”Eyyyy”…”Eyaaaa” kayak nonton final badminton.

Sepanjang jalan kita akan lihat banyak pohon bambu dan udara pun mulai berasa dingin. Begitu sampai, seluruh penumpang bus girang dan tepuk tangan. Norak emang, haha.

Sampai sana kita akan disambut oleh sepasang patung panda Hu Chun dan Chai Tao , serta monumen Teh Botol Sosro. Jangan tanya gue kenapa ada teh botol segala.

Pertama menginjakkan kaki di taman panda ini, gue akuin gue takjub banget. Pemandangan di puncaknya serta penataan lokasinya bikin gak berasa kaya ada di Cisarua.

Kami disambut gerbang dengan nuansa khas negeri tirai bambu, istananya pun mengingatkan gue akan lokasi kuil Kungfu Panda. Lucu banget deh. Saat masuk, kita akan disambut sama restoran dengan nuansa khas mandarin, lalu si embak-embak akan dengan ramahnya memberi tahu kita.

“Selamat datang, silakan berkunjung ke restoran kami. Untuk melihat panda bisa langsung ke lantai 3.”

Meski kami iba sama embaknya, karena makanan di sana mahal, kami putuskan langsung ke lantai 3. Di setiap lantainya ada semacam sketsa-sketsa khusus, mulai dari panda bawa truk, panda di rumah sakit, atau skala ukuran panda dengan hewan sejenis; beruang madu, beruang, beruang kutub, gue.

Di lantai 3, kita diajak oleh petugasnya untuk bergantian menonton film tentang Hu Chun dan Chai Tao tentunya tidak dalam bentuk 3gp (meski kedua panda itu tak berbusana). Untuk menontonnya ini kita harus bergantian masuk jadi sambil menunggu jatah nonton kita bisa foto-foto di sketsa-sketsa yang disediakan.

Saat giliran nonton datang, kita diajak untuk menonton film sepanjang 5 menit dan melihat betapa lucunya tingkah panda-panda ini. Mereka makan bambu sehari 17 kg dan hobi berguling-guling.

Film usai, lalu kami diajak untuk melihat panda dari pintu yang disediakan. Ada dua ruangan, ruangan tertutup kaca tebal dan ruangan terbuka. Saat itu, dua panda ini sedang terpisah. Satu di ruang kaca, satu di ruang terbuka. Tapi dua-duanya lagi molor.

Petugasnya pun memberi tahu kami bahwa panda bisa tidur sampai 13 jam sehari, dan mereka baru tidur sekitar 1 jam lalu. Kalau mau lihat pandanya bangun, tunggu setengah hari...pret!

Pas gue lihat bagaimana si panda tergeletak tidur, gayanya udah kayak temen kos gue..mending liat temen gue molor aja kalau kaya gini dibanding jauh-jauh ke Taman Safari.

Bisa bayangin gak? Gue dan sekeluarga siap siap dari subuh, menerjang macet, nanjak-nanjak, melewatkan show Pawang Macan. Semua demi panda yang begitu kita sampai….tidur! Hih.

Untung di atas gak cuma ada dua panda itu aja, kita juga bisa lihat adanya panda merah, burung emas, dan satu hewan lagi yang gue lupa namanya.

Secara keseluruhan, meski gagal lihat panda guling-gulingan, ke tempat konservasi panda ini cukup asyik kok. Pemandangan lebih indah, penataan dan design istana pandanya asik buat foto-foto, ada tempat souvenir yang khusus jual segala berbentuk panda (yang ini khusus di atas emang, gak ada di bawah).

Kami menghabiskan waktu sekitar 1,5 jam di tempat panda sendiri untuk foto-foto dan keliling. Turunnya juga ada bus yang disediakan untuk mengantar kami kembali ke area parkir D. Kami selesai sekitar jam 16.15, jadi sampai parkir D kami putuskan jalan-jalan untuk lihat hewan-hewan secara berurutan, karena jam segitu atraksi-atraksinya udah habis.

Well secara umum, informasi yang bisa gue resume untuk melihat panda molor di Taman Safari adalah sebagai berikut;

  • Harga tiket langsung untuk lihat panda ada tambahan Rp 50.000 bisa dibeli di pintu masuk atau bisa di area tiket Parkir D, jadi totalnya sekitar Rp 230.00 kalau mau lihat panda
  • Lebih baik parkir mobil di area atas, di parkir C atau D kalau mau lihat panda, karena lokasinya lumayan jauh kalau jalan dari A dan capek.
  • Ada baiknya memang lihat panda dulu sebelum lihat atraksi lain. Setelah lihat panda, baru bisa turunkan mobil ke area parkir sesuai dengan tujuan atraksi yang mau ditonton biar gak capek.
  • Bawa minum kalau ke tempat panda, minuman di sana mahal..teh botol aja Rp 15.000 sebotol, buat ongkos naek haji panda kalik.
  • Buat yang suka foto-foto …lokasi ini wajib banget dikunjungin deh.
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus