Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hiburan

Menikmati Kesegaran Alam di Vihara Tertua di Belitung

Vihara Dewi Kwan Im di Belitung Timur ini tak jauh dari Pantai Burung Mandi. Bangunannya tak jauh berbeda dengan vihara umumnya. Intip keistimewaannya

6 Februari 2019 | 17.45 WIB

Image of Tempo
material-symbols:fullscreenPerbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Bila jalan-jalan ke Belitung Timur, apalagi bila menginjakkan kaki ke Pantai Burung Mandi, tentunya menarik juga singgah di Vihara Dewi Kwan Im yang terletak di Desa Burung Mandi. Lokasinya memang tak jauh dari pantai yang landai tersebut. Bangunannya tak jauh berbeda dengan vihara umumnya, penuh dengan warna merah dan detail khas Tionghoa. Namun, inilah vihara tertua di Pulau Belitung, yang didirikan pada 1747.

Baca juga: Menjelang Imlek, Menyaksikan Tradisi Memandikan Rupang Para Dewa

Menuju Vihara Dewi Kwan Im ini, bisa dilakukan lewat perjalanan dari kota Mangar, ibukota Belitung Timur, melalui jalan dengan kiri kanan hutan. Udara nan sejuk bila jendela kendaraan dibuka. Ada juga kebun-kebun rempah-rempah. Menjelang vihara, jalanan pun kian menanjak. Hingga tiba di lokasi dan terlihat vihara dalam pulasan merah itu berada di ketinggian.

Jadi untuk mencapainya, pengunjung atau yang hendak beribadah harus menaiki sekitar 86 buah. Vihara ini memiliki tiga tempat sembahyang. Pertama, Shimunyo yang berada di dekat anak tangga. Naik lebih ke atas, ada lagi tempat sembahyang yang bernama Sitiyamuni. Lebih tingi lagi, ada area sembahyang yang lebih besar yakni Kon Im.

Menurut cerita yang beredar, jauh sebelum migrasi orang Tionghoa ke Belitung yang dibawa Belanda untuk mengeruk timah dari tanah Belitung, konon Dewi Kwan-im pernah bersembahyang di atas batu yang ada di Kon Im. Salah satu tempat sembahyang yang ada di vihara ini.

Tak mengherankan, jika vihara yang dicapai dalam 30 menit dari kota Mangar ini selalu dipenuhi warga yang ingin beribadah saat hari-hari besar keagamaan seperti saat Imlek maupun saat hari raya Waisak. Pengunjung vihara ini tidak hanya warga Indonesia, turis-turis dari mancanegara pun banyak yang berkunjung ke vihara yang terletak di Desa Burung Mandi ini. Sebagian orang mengaku, jika sembahyang dan berdoa memohon keinginan di vihara ini dapat terkabul segala keinginannya.

Bagi pengunjung ada tawaran menarik juga bisa datang ke sini, yakni berfoto dengan busana cheong sam yang disewakan oleh pihak vihara. Dengan cara ini, tentunya kunjungan ke vihara ini pun berbekas lebih dalam. Tak ada salahnya untuk menikmati Pantai Burung Mandi dan sekelilingnya yang hijau dari ketinggian. Biasanya ada juga gerombolan monyet yang berdatangan mencari makan di sekitar vihara. Jangan buru-buru pergi juga, hirup udara bersih dan segar yang bisa ditemukan di sekeliling vihara.

Baca juga: Vihara Avalokitesvara, Inilah Kelenteng Terunik di Indonesia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus