Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Menikmati Pagi yang Eksotis di Ohoi Disuk Pulau Kei

Cahaya keemasan terbingkai di garis batas perairan di Teluk Disuk, Pulau Kei Kecil Maluku Tenggara, Jumat pagi. Di ujung teluk tampak Pulau Kei Besar.

17 Maret 2018 | 07.10 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Suasana pagi di tepi Teluk Disuk, Pulau Kei Kecil, Maluku Tenggara, yang terbingkai cahaya keemasan pada Jumat, 16 Maret 2018. Tempo/Francisca Christy Rosana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Kei - Cahaya keemasan terbingkai di garis batas perairan di Teluk Disuk, Pulau Kei Kecil, Maluku Tenggara, Jumat pagi, 16 Maret 2018. Di ujung teluk tampak siluet Pulau Kei Besar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Air laut Teluk Disuk sangat tenang. Ombak kadang-kadang muncul. Cuma ada rombongan ikan kecil yang membentuk riak-riak air pada permukaan teluk itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di tepi perairan tenang Disuk, menghadap ke sisi timur, bermukim para warga. Mata pencaharian mereka mayoritas sebagai nelayan.

Aktivitas warga mulai berdenyut pukul 06.00, berbarengan dengan munculnya matahari di sisi timur kepulauan Moluccas itu. Perahu motor yang berderu adalah tanda dimulainya aktivitas perkampungan Disuk atau Ohoi Disuk. Ohoi adalah bahasa lokal yang berarti desa.

Perahu-perahu motor ilir-mudik menuju perkampungan di tengah teluk. Di sana, orang-orang dari Ohoi Disuk dan pesisir timur Kei Kecil datang untuk bekerja, bertransaksi rumput laut, dan jual-beli ikan.

Ini adalah gambaran menjelang fajar di pesisir timur Kei Kecil. Setiap pagi, wisatawan bisa datang ke sini menyaksikan kehidupan asli penduduk lokal atau sekadar memotret matahari terbit.

Selain potret desa kecil yang terbingkai lanskap teluk dan barisan pulau, gua-gua Maria di tepi perbukitan di pesisir Ohoi Disuk juga jadi daya tarik utama. Atmosfer spiritual terasa kental.

Apalagi kapel-kapel gereja di dekat gua Maria itu tiap pukul 06.00 berbunyi, menandakan waktu doa pagi buat masyarakat yang mayoritas beragama Katolik.

Wisatawan bisa singgah ke warung Mama Petronela di tepi Teluk Disuk, Ohoi Desuk. Pagi-pagi benar, Mama Petronela akan membuka warung apungnya yang tepat menghadap ke Pulau Kei Besar.

Sambil membidik potret atau menyaksikan eksotisme pagi di Kepulauan Kei, pelancong dapat menyantap ikan bakar baronang masakan Mama Petronela. Ikan itu dijamin segar karena ditangkap langsung di keramba samping warung apung.

Ohoi Disuk berjarak 10 kilometer dari Bandara Karel Sadsuitubun, Kei. Desa ini bisa ditempuh dengan menumpang travel menuju Pasar Langgur dilanjutkam naik angkutan umum dengan tarif Rp 10 ribu.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA (Kei)

Francisca Christy Rosana

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, Francisca mulai bergabung di Tempo pada 2015. Kini ia meliput untuk kanal ekonomi dan bisnis di Tempo.co.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus