Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

hiburan

Meski Sudah Tak Tren Lagi, 3 Sentra Batu Akik di Indonesia Masih Hidup

Batu akik sempat menjadi tren di Indonesia pada 2015. Berikut beberapa sentra batu akik yang masih berjualan hingga saat ini.

18 Juli 2023 | 09.14 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Tren batu akik pernah melanda warga di berbagai pelosok Indonesia pada 2015 silam. Banyak masyarakat yang ramai-ramai memburu beragam batu cincin itu di pasaran.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Batu akik merupakan batu yang memiliki warna dan motif berasal dari campuran mineral sehingga bermacam-macam. Motif dan warna yang bermacam-macam tersebut melirik masyarakat untuk membeli dan mengoleksi juga dapat menjadi perhiasan tambahan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meskipun sudah tidak menjadi tren, masih terdapat beberapa sentra penjualan batu akik di Indonesia. Berikut 3 tempat yang masih menjual batu akik meskipun sudah tak tren lagi.

1. Jatinegara

Terletak di Jalan Beas Barat Raya nomor 2, Rawa Bunga, Jatinegara, Jakarta Timur, sentra batu akik yang bernama Jakarta Games Center ini mengadopsi pasar batu akik yang terkenal di Bangkok, Tahiland. Dilansir dari akun instagram matajkt, batu akik di Jatinegara telah muncul sejak 1984.

Pasar yang kurang lebih memiliki lu 1,4 hektare ini, menyajikan 1.000 kios yang banyak menawarkan beragam batu permata yang jenisnya beragam. Dari mulai Ruby, Sapphire, Emerald, Aquamarine, hingga Topaz.

2. Martapura, Kalimantan Selatan

Terletak di pertokoan Cahaya Bumi Selamat, Martapura, Kalimantan Selatan, batu akik yang dijajakan di pertokoan tersebut didominasi oleh batu akik berwarna merah muda yang menyala. Batu akik yang dijual itu disebut sebagai Red Borneo.

Dilansir dari indonesiakaya, penjualan perhiasan termasuk batu akik memang menajdi primadona daerah Martapura. Hal ini disebabkan daerah tersebut memiliki kekayaan mineral yang banyak memunculkan batu akik yang memang terbuat dari mineral.

3. Pulau Bacan, Maluku Utara

Batu bacan menjadi satu dari sekian banyak jenis batu akik yang diincar masyarakat. Hal ini disebabkan batu ini digunakan oleh Susilo Bambang Yudhoyono, Barrack Obama, bahkan Ratu Inggris Elizabeth.

Batu bacan ini merupakan batu endemik di Pulau Kasiruta yang terletak di Halmahera Selatan. Batu ini dianggap istimewa karena bisa “hidup” dan telah dikenal masyarakat Bacan sejak zaman kesultanan.

4. Aceh

Potensi batu mulia di Aceh tersebar di wilayah tengah Aceh seperti di Bener Meriah, Aceh Tengah, Gayo Lues sampai ke Aceh Tenggara. Selanjutnya juga di sebagian wilayah Aceh Besar, Aceh Jaya dan Aceh Selatan. Juga sebagian wilayah di pesisir Timur Aceh.

Mahalnya harga batu biasanya dinilai dari tingkat kekerasannya selain keindahan motif dan warna. Tingkat kekerasannya dari satu sampai sepuluh skala Mohs. Mineral paling keras adalah intan dengan angka 10 Mohs. Batu yang di atas angka delapan sampai sembilan Mohs tentu lebih mahal.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus